TEMPO.CO, Jakarta - Ronald Koeman mungkin sebaiknya jangan mengulangi kesalahan Ernesto Valverde dan Quique Setien yang dipecat sebagai pelatih Barcelona dalam musim kompetisi 2019-2020. Kesalahan itu adalah terlalu baik kepada Lionel Messi dan para sahabatnya atau gagal membongkar kekuasaan segelintir pemain, Messi cs, di ruang ganti.
Baca Juga: Calon Presiden Barcelona Kritik Penujukkan Ronald Koeman
Perhatikan bagaimana problem di ruang ganti pemain Barcelona itu memunculkan konflik yang sudah lama ada.
Dalam konferensi pers setelah Barcelona dikalahkan Bayern Munich 8-2 di Lisabon, Portugal, Jumat, 14 Agustus 2020, bek tengah Barcelona, Gerrard Pique, mengatakan beberapa hal.
“Memalukan adalah kata. Anda tidak bisa bermain di Eropa seperti itu,” kata Pique kepada Movistar setelah pertandingan di Estadio da Luz Benfica, Lisabon.
“Itu bukan yang pertama, juga bukan yang kedua atau ketiga. Itu sangat berat. Kami harus melakukan refleksi,” Pique melanjutkan.
Lantas Pique mengatakan, “Klub membutuhkan perubahan dan saya tidak berbicara tentang pelatih, tentang pemain. Saya tidak ingin menunjuk siapapun. Secara struktural kami membutuhkan perubahan di semua hal, sebab ini bukan yang pertama, bukan kedua, bukan ketiga.”
Pernyataan itu yang paling menarik. Selanjutnya, adalah kalimat yang bernada sportif. “Yang akan menjadi sukarelawan pertama adalah saya, jika darah baru datang dan mengubah dinamika. Saya pertama yang akan pergi, bersiap mundur,” kata Pique.
Ada Lionel Messi, Gerard Pique, dan segelintir pemain lain bergaji tinggi dan konon sangat berkuasa di Barcelona saat ini, melebihi kapasitasnya di ruang ganti.
Dan, yang diserang Pique dengan pernyataannya itu adalah Josep Maria Bartomeu yang menjabat presiden FC Barcelona lima tahun belakangan dan masa kerjanya akan berakhir pada musim panas 2021.
Sebuah tulisan opini di koran AS menyebut pemain paling berpengaruh di ruang ganti Barcelona saat ini, yaitu Messi, Pique, Luis Suarez, Sergi Busquets, dan Jordi Alba sudah lama tidak suka dengan kinerja Josep Maria Bartomeu, termasuk ketika Bartomeu gagal mempertahankan Neymar di Camp Nou.
Ernesto Valverde dikabarkan sudah ingin membongkar klik-klikan di ruang ganti pemain Barcelona. Tapi, Valverde tak bisa kunjung bisa melalukannya sampai ia dipecat Januari lalu.
Barca berpikir tentang Xavi dan Koeman. Tapi, akhirnya Quique Setien yang dipinang dan tujuh bulan kemudian dipecat setelah Barca tumbang di Lisabon.
Gerard Pique berbicara tentang kerelaan untuk dilepas Barcelona. Tapi, di sisi lain, ia berbicara yang menyinggung soal kritikan terhadap Bartomeu, disebabkan alih-alih mendatangkan kembali Neymar, malah membeli Antoine Griezmann. Rezim Bartomeu juga dianggap sudah menghamburkan uang sia-sia untuk mendatangkan Philippe Countinho dan Ousmane Dembele.
Messi, Pique, dan kawan-kawan itu dinilai sudah bersikap skeptis terhadap Bartomeu sampai kemudian Barcelona digilas Bayern Munich. Dalam sebuah klub yang berbasis komunitas seperti Barca ini, Pique cs masih meyakinkan bahwa merek masih sangat didukung para suporter klub Catalan ini.
Ronald Koeman. Reuters
Dengan kapasitas Ronald Koeman sebagai salah satu pemain legendaris di Barcelona, Pique mungkin bisa dengan mudah dijinakkan untk lebih berfokus ke pertandingan di lapangan atau dilepas sekalian.
Tapi, Lionel Messi?
Dengan reputasinya sebagai pemain di Barcelona, Ajax, PSV Eindhoven, dan tim nasional Belanda maupun sebagai manajer Belanda serta sejumlah klub, Ronald Koeman juga bisa dianggap mengeluarkan komentar bersayap soal Messi.
“Saya hanya ingin pemain yang ingin berada di sini,” itu pesan umum Ronald Koeman dalam pernyataan pertamanya sebagai manajer Barcelona, Rabu 19 Agustus 2020.
Saat itu, Lionel Messi masih membisu dan membiarkan isu kepergiannya terus berkembang.
Ronald Koeman kemudian berbicara soal Lionel Messi. “Saya tidak tahu jika saya harus meyakinkan Messi. Saya tidak tahu jika itu iya atau tidak. Messi pemain terbaik di dunia dan anda ingin dia di tim anda dan bukan di tim lawan.”
“Buat saya sebagai pelatih, saya senang bekerja sama dengan Messi. Karena, ia akan memenangi pertandingan anda. Dan, jika anda dapat mengungkapkan apa yang telah dia buktikan dapat dilakukannya, saya akan senang jika ia tetap bertahan di sini,” jelas Koeman.
“Tapi, ia pemain Barcelona dan ia punya sebuah kontrak. Saya perlu berbicara dengannya, tentu saja. Ia kapten. Keputusan dibutuhkan tapi harapannya Messi bertahan di sini beberapa tahun,” Koeman melanjutkan.
Berbeda dengan pernyataan Jose Maria Bartomeu, Ronald Koeman tidak secara absolut menyatakan bahwa ia akan berusaha keras mempertahankan terutama Messi, kemudian Pique, Suarez, Busquetz, dan Alba.
Tahun lalu, aat diwawancarai Esport3 pada 2019, sebagaimana yang dikutip Marca pada Senin, 17 Agustus 2020, Ronald Koeman menyatakan Barcelona perlu peremajaan.
“(Luis) Suarez sudah melebihi 30 tahun, (Lionel) Messi di atas 30, (Gerard) Pique di atas 30, (Sergio) Busquets di atas 30,” kata Koeman.
“Mereka masih punya waktu beberapa tahun lagi, tapi setelah, kemudian apa?” Ronald Koeman melanjutkan.
Melepas Lionel Messi pasti akan sangat menghebohkan di Barcelona dan sangat berisiko buat Ronald Koeman.
Tapi, bagaimana pun sepak bola adalah permainan tim, butuh kolekvitas, dan pada empat musim terakhir, seorang pemain sejenius Lionel Messi pun tak bisa menyelamatkan Barcelona dari kekalahan telah di Liga Champions, jauh sebelum final.
Ronald Koeman tentu masih ingat rekannya di tim Barcelona 1996-1998, Hristo Stoichkov. Legenda Bulgaria itu sangat “vokal” di ruang ganti Barca, kerap menciptakan “pemberontakan”, karena yang paling berani melawan sang pelatih Johan Cruyff.
Adapun Johan Cruyff lantas berbicara dari hati ke hati dengan Stoichkov untuk membuat suasana di ruang ganti pemain Barcelona lebih bersatu. Ronald Koeman kini berusaha mengikuti jejak gurunya itu untuk menenteramkan Lionel Messi dan kalau gagal, melepasnya pergi.