TEMPO.CO, Jakarta - Mantan kapten Bayern Munchen, Philipp Lahm, menilai Hansi Flick layak disejajarkan dengan dua pelatih legendaris klub itu: Jupp Heynckes dan Ottmar Hitzfield. Flick berpeluang menyamai capaian keduanya yang berhasil membawa Munchen merengkuh trofi Liga Champions jika Senin dini hari nanti mengalahkan PSG di partai final.
Lahm yang menjadi kapten Bayern saat mereka meraih gelar juara Liga Champions tahun 2013 menilai Flick memiliki karakter yang sama dengan Hitzfield dan Heynckes. Mereka dinilai tak mau menjadi pusat perhatian dan hanya berpikir bekerja untuk kemenangan tim.
"Pada saat Anda menyaksikan kembali masa lalu FC Bayern pada era Ottmar Hitzfeld atau Jupp Heynckes, salah satu kekuatan mereka adalah karena mereka tidak menempatkan diri menjadi pusat perhatian, melainkan bekerja demi tim," kata Lahm kepada stasiun televisi ZDF seperti dikutip AFP. "Persis seperti itulah Hansi Flick," sambung Lahm.
Heynckes merupakan pelatih Bayern Munchen yang sukses menyabet gelar Liga Champions tahun 2013, sedangkan Hitzfeld yang kini berusia 71 tahun, berjasa membawa tim itu merebut gelar juara Liga Champions 2001.
Lahm memuji kemampuan Flick yang mampu mengangkat moral skuad Bayern Munchen setelah menggantikan posisi Niko Kovac. Padahal, di awal musim ini Bayer Munchen tampil kurang meyakinkan dengan hanya meraih lima kemenangan dalam 10 laga awal Bundesliga.
Menurut dia, Flick mampu melihat siapa saja pemain yang benar-benar penting untuk Bayern Munchen. Salah satu contohnya adalah Thomas Mueller yang berkembang pesat setelah Flick memasukkannya kembali ke starting line-up Bayern dan menghasilkan salah satu musim terbaik dalam kariernya yang luar biasa.
"Dia (Flick) telah melihat siapa yang benar-benar dia percayai, siapa yang penting bagi tim," kata Lahm.
"Tim ini telah menemukan jati dirinya lagi," kata Lahm, "Itulah mengapa mereka favorit terdepan" untuk memenangi final Senin dini hari nanti.
Dia menilai tim Bayern Munchen saat ini bisa tampil lebih santai dibandingkan dengan tim yang dia bela pada 2013. Lahm menceritakan bahwa saat itu, skuad Bayern Munchen mengalami tekanan besar karena mereka sebelumnya menelan kekalahan pada final tahun 2010 dan 2012.
"Kami berada di bawah tekanan besar karena kami kalah dalam dua final, jadi tekanannya sekarang tidak setinggi itu," kata dia.
Sejak terakhir meraih gelar juara Liga Champions pada 2013, Bayern Munchen memang terus gagal melaju ke partai final. Carlo Ancelotti, Pep Guardiola hingga Niko Kovac terbukti tak bisa membuat klub asal Jerman itu kembali berjaya di kancah Eropa.
Kehadiran Hansi Flick lah yang akhirnya membuat Bayern Munchen kembali menunjukkan tajinya. Dia bahkan bisa merebut tiga gelar sekaligus dalam musim pertamanya karena telah mengantongi trofi juara Bundesliga dan Piala Jerman.