TEMPO.CO, Jakarta - Lionel Messi secara resmi telah dipastikan bergabung dengan PSG. Klub asal Paris itu mengumumkan bahwa Messi telah menandatangani kontrak dengan mereka.
Dalam pernyataannya, Messi disebut menandatangani kontrak selama dua tahun. PSG tak merilis berapa gaji yang akan diterima Messi, akan tetapi media-media Eropa meyakini Messi mendapatkan bayaran sebesar 35 juta euro atau sekitar Rp 590 miliar per tahun setelah pajak.
Kedatangan Messi itu disambut gegap gempita oleh suporter PSG. Sejak si pemain dikabarkan akan bergabung pada Selasa kemarin, suporter PSG telah menunggu kedatangannya di bandara.
Suporter PSG berharap trio Messi, Neymar dan Kylian Mbappe bisa membuat mereka mengakhiri dahaga juara Liga Champions. Akan tetapi, PSG masih memiliki satu pekerjaan rumah, yaitu membuat Mbappe menandatangani kontrak baru.
Kontrak penyerang berusia 21 tahun itu akan habis pada akhir Juni 2022. Jika tak berhasil membujuk Mbappe memperpanjang kontraknya, PSG harus menjualnya si pemain jika tak ingin kehilangan tanpa mendapatkan sepeser uang pun pada tahun depan.
Bergabungnya Messi disebut bisa berdampak positif atau pun negatif bagi upaya PSG mempertahankan Kylian Mbappe. Si pemain disebut bisa saja bertahan karena melihat skuad La Parisian yang semakin kuat musim ini, akan tetapi bisa juga dia memilih hengkang karena tak ingin berbagi panggung dengan pemain bintang lainnya.
Melihat gaji Messi yang selangit, PSG dipastikan harus memberikan tawaran menggiurkan kepada Mbappe. Dalam kontraknya saat ini, Mbappe disebut mendapatkan bayaran 24 juta euro atau sekitar Rp 405 miliar per tahun setelah pajak.
Menurut laman Daily Mail, Mbappe sebenarnya telah mendapatkan tawaran lebih besar dari Messi, 36 juta euro atau sekitar Rp 607 miliar per tahun dari PSG. Akan tetapi dia masih belum mau menandatangani kontrak barunya itu.
Mbappe diyakini telah mendapatkan tawaran lebih menggiurkan dari Real Madrid yang memang telah mengincarnya sejak beberapa tahun terakhir.
Masalah bagi PSG, mereka disebut tak mungkin memberikan penawaran lebih besar lagi. Jika tidak, mereka dipastikan akan memicu kecurigaan lebih besar dari klub-klub Eropa lainnya soal kepatuhan terhadap batasan anggaran gaji seperti yang disyaratkan dalam Financial Fair Play (FFP).
Dengan perekrutan Lionel Messi dan pemain empat pemain bintang lainnya - Sergio Ramos, Gianluigi Donnarumma, Achraf Hakimi dan Giorginio Wijnaldum - saja PSG telah menjadi sorotan besar. Mereka dituding mengakali peraturan FFP hingga dapat merekrut pemain bintang di tengah krisis ekonomi karena pandemi Covid-19.
Akan tetapi PSG tampak tak bergeming dengan tudingan itu. Mereka tetap yakin bisa mempertahankan Mbappe, Messi dan Neymar tanpa melanggar FFP. Mereka lebih rela melepas si pemain dengan status bebas transfer daripada menjualnya ke klub lain.
PSG juga tak terbiasa mendapatkan tekanan dari pemainnya. Kasus Adrien Rabiot contohnya. Si pemain tak ingin mendantangani kontrak baru pada 2018 dan memaksa untuk hengkang. Akhirnya, Rabiot mendapatkan hukuman pengucilan dengan hanya diperbolehkan berlatih bersama tim cadangan PSG selama satu tahun dan tak sekali pun mendapatkan kesempatan bermain.
Sama halnya dengan Kylian Mbappe, PSG tak ingin melepasnya ke Real Madrid pada bursa transfer musim panas ini. Jika Mbappe tetap berkeras tak mau memperpanjang kontraknya, maka bisa saja dia akan bernasib seperti Adrien Rabiot dan impian suporter PSG melihat trio Messi, Neymar, Mbappe pun musnah.
DAILY MAIL| AS