TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali membantah adanya praktik "sepak bola gajah" pada pertandingan sepak bola PON Papua.
“Jadi, saya kebetulan tidak berada di situ, saya sudah tanyakan kepada teman-teman yang netral. Mereka menyampaikan, kami melihat tidak ada sesuatu yang perlu dicurigai. Beberapa pemain nasional juga saya tanya, mereka bilang tidak ada. Jadi, main normal-normal aja,” kata Menpora dalam diskusi daring seputar pelaksanaan PON Papua di Jakarta, Rabu.
Menpora menegaskan hal itu merespon adanya pemberitaan terjadinya praktik tersebut pada laga penyisihan grup C Cabor sepak bola PON Papua, yang mempertemukan Aceh melawan Kalimantan Timur di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Jayapura, Senin, 4 Oktober.
Adapun dugaan kejanggalan pada pertandingan itu karena pemain bertahan Kalimantan Timur M Risky Romadan mencetak gol bunuh diri pada menit ke-70. Proses terjadinya gol bunuh diri itu pun memunculkan kecurigaan tindakan tak sportif dalam pertandingan tersebut.
Keadaan skor yang sebelumnya 2-2 pun berubah menjadi 3-2 untuk keunggulan Aceh. Skor itu pun bertahan hingga pertandingan usai yang membuat Aceh berhak melaju ke babak enam besar sepak bola PON Papua setelah unggul produktivitas gol atas Sulawesi Utara.
Sementara Sulawesi Utara yang semula punya peluang besar lolos harus tersingkir karena hasil tersebut.
Menurut Menpora, hal tersebut bukanlah seolah-olah gol yang didesain khusus, terlebih saat itu kondisi kiper sudah di "out of position" (luar kendali).
“Kan kipernya sudah 'out position', ini pelajaran juga bahwa yang paling bagus ini tidak menggantungkan nasib kepada tim lain karena itu akan sulit,” kata Menpora.
Menpora kembali menegaskan, "Tapi itu kalau saya melihat tidak ada sampai sepak bolah gajah, itu tidak ada. Saya sudah bertanya ke yang netral dan tak berkaitan karena bakalan subjektif nanti," kata dia.