Angka itu meningkat 8,4 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu, 1.085 pemain. Bila dihitung dengan satu dasawarsa sebelumnya, yang cuma 530 pemain, eksodus tahun ini hampir dua kali lipatnya. Dan mengikat 13 kali dari 30 tahun lalu, 87 orang.
Eropa menjadi tujuan utama mereka. Terdapat 762 pemain Brasil di Eropa, 105 orang di Amerika Selatan, 69 orang di Amerika Utara dan TEngah, serta 15 orang di Afrika. Asia menjadi tujuan utama kedua setelah Eropa: 222 orang.
Portugal, mantan penjajah Brasil, menjadi negara "penampungan" terbesar, yaitu 209 pemain. Setelah itu berturut-turut Jerman (58 orang), Swiss (46), dan Spanyol (34).
Menurut CBF, klub-klub Brasil tak mampu bersaing secara finansiil dengan klub-klub dari Eropa dan Asia. Itulah alasan utama para pemain mereka pindah ke Eropa dan Asia. Eksodus besar-besaran ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi para petinggi Negeri Samba.
Pada akhir tahun lalu, Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengundang Luiz Felipe Scolari, mantan pelatih nasional, guna membicarakan masalah ini. Sebuah komisi khusus dibentuk. Tugasnya, mencari aturan untuk melarang pemain muda meninggalkan Brasil, terutama yang di bawah 16 tahun.
"Kian banyak saja pemain muda meninggalkan Brasil," kata Scolari, ketika itu. "Beberapa dari mereka kehilangan identitas Brasilnya karena terlalu singkat hidup di Sao Paulo."
AFP | Andy Marhaendra