TEMPO.CO, Jakarta - Diego Maradona dinyatakan meninggal dalam usia 60 tahun pada 25 November tahun lalu. Namun, dalam beberapa bulan sejak kematiannya, kontroversi terus berlanjut, dengan perkembangan terbaru mengungkap konspirasi mengenai pemakamannya.
Kematian legenda Argentina ini belum jelas. Ada penyelidikan terhadap dokter yang turut merawat mantan bintang Napoli tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, dari kutipan sebuah buku yang ditulis oleh dokter dan juga jurnalis, Nelson Castro, merinci beberapa detail mengejutkan seputar kematian Maradona.
Dalam sebuah wawancara dengan El Trece, Castro mengungkapkan bahwa ada sekelompok Gimnasia La Plata barra bravas yang berencana mendobrak makamnya dan mengambil jantungnya.
"Itu tidak akan berhasil karena orang tahu itu akan terjadi, maka jantung Maradona diambil."
Pengambilan itu sekaligus untuk diperiksa lebih lanjut untuk menentukan penyebab kematiannya. "Jelas, informasinya dia dikubur tanpa jantungnya."
Maradona diketahui berada dalam kondisi kesehatan yang buruk pada beberapa bulan menjelang kematiannya. Beberapa orang bahkan menyebut bahwa dia tidak ingin menjadi lebih baik, sebuah teori yang didukung Castro dalam tulisannya.
"Sayangnya, dia memiliki kepribadian yang adiktif terhadap segala sesuatu yang merusak dirinya, orang lain akan mati jauh lebih awal," kata Castro menambahkan.
"Maradona memiliki tubuh yang istimewa dalam hal ketahanannya. Masalahnya adalah dia tidak pernah ingin membuat pemulihan yang berkelanjutan."
Pengusungmembawa peti mati legenda sepak bola Diego Maradona di istana presiden Casa Rosada, di Buenos Aires, Argentina 26 November 2020. Esteban Collazo/Argentina Presidency/Handout via REUTERS
Secara luas, serangan jantung dianggap sebagai penyebab kematian mantan ikon Napoli meski ada beberapa detail mencolok yang terungkap mengenai organ itu.
"Jantung Maradona beratnya setengah kilogram, itu adalah jantung yang sangat besar," kata Castro.
"Biasanya beratnya 300 gram, padahal dia punya jantung atlet yang lebih besar, ini besar karena sesuatu yang lain. Itu karena gagal jantung yang dia alami."
Kematian Maradona yang mengguncang Amerika Selatan, memicu saling tunjuk siapa yang harus disalahkan setelah ikon sepak bola itu menghadapi pertempuran melawan kecanduan alkohol dan kesehatan yang buruk.
Jaksa Argentina melakukan penyelidikan tak lama setelah kematian Diego Maradona di sebuah rumah dekat Buenos Aires, termasuk memerintahkan penggeledahan properti dokter pribadinya dan menyelidiki orang lain yang terlibat dalam perawatannya.
MARCA
Baca Juga: Dokter Diego Maradona dan 6 Orang Lain Didakwa Pembunuhan Berencana