TEMPO.CO, Jakarta - Derby Manchester tidak hanya pertarungan antara Manchester City vs Manchester United di Liga Inggris. Sosok kedua manajer sudah tidak asing dan saling mengenal satu sama lain.
Manajer Manchester United, Erik Ten Hag, pernah berkarir bersama dengan manajer Manchester City, Pep Guardiola, saat masih di Bayern Munchen
Erik Ten Hag pernah menggambarkan masa kerja selama dua tahun bersama Guardiola di Bayern Munchen seperti 'memenangkan lotre'. Pujian juga disampaikan Guardiola. Ia dengan berkelakar seharusnya Ten Hag datang ke Manchester City untuk menggantikannya bukan menerima tawaran United.
Yang jelas adalah bahwa Guardiola turut andil dalam mempengaruhi Ten Hag untuk memainkan sepak bola modern. Menarik untuk menyaksikan aksi kedua manajer tersebut saat laga derby pada Ahad, 2 Oktober 2022 di Stadion Etihad.
Bagi Erik Ten Hag dibutuhkan sesuatu yang istimewa dan kerja keras untuk bisa mengimbangi permainan dari City yang tampil stabil selama di bawah asuhan Guardiola. City belum terkalahkan setelah tujuh pertandingan di Liga Inggris musim ini. Mereka hanya satu poin di belakang pemimpin klasemen sementara, Arsenal.
Kekuatan City musim ini semakin menakutkan dengan kehadiran Erling Haaland. Striker asal Norwegia tersebut telah mencetak 14 gol di semua kompetisi.
Meksi terlihat sudah mapan, tapi City bukannya tanpa kelemahan. Serangan balik United membuat City kesulitan di masa lalu. Juga, ada keyakinan yang meningkat di kubu Bruno Fernandes dan kawan-kawan dibandingkan enam pekan lalu ketika mereka dipermalukan oleh Brentford.
Romantisisme di Bayern Munchen
Di markas latihan Bayern yang lama, lapangan tim pertama dan kedua berdekatan satu sama lain. Ini menawarkan banyak kesempatan bagi kedua pelatih untuk membandingkan catatan tentang taktik.
Ada percakapan pribadi antara dua pelatih di balik layar tentang filosofi dan aspirasi mereka tentang sepakbola. Erik Ten Hag dikenal sebagai sosok pembelajar, menurut penuturan mantan pemainnya di Go Ahead Eagles. Namun, bekerja bersama Guardiola memberikan warna baru untuk metodenya.
Erik ten Hag. REUTERS
"Erik sangat disiplin dan orang-orang harus menerima itu dan memiliki etos kerja seperti itu," kata Steve McClaren, salah satu asisten Ten Hag di United, kepada Daily Telegraph. "Secara taktik dia luar biasa. Dia bekerja dengan Pep di Bayern Munchen dan juga mengambil filosofinya. Mereka memanggilnya 'Mini Pep' di luar sana."
Sementara Pep Guardiola memenangkan gelar Bundesliga namun kesulitan mereplikasi keberhasilannya di Liga Champions seperti pada masanya bersama Barcelona. Lalu Ten Hag memimpin tim kedua Bayern ke posisi teratas di Regionalliga pada 2013-2014. Namun, mereka gagal promosi setelah kalah play-off dari juara Regionalliga, West Fortuna Cologne.
"Saya belajar banyak dari Guardiola," kata Ten Hag pada 2019 ketika masih menjadi pelatih AFC Ajax. "Filosofinya sensasional, apa yang dia lakukan di Barcelona, Bayern dan sekarang dengan Manchester City. Gaya menyerang dan atraktif itu membuatnya menang banyak."
Dalam sebuah wawancara dengan Voetbal International pada 2020, dia mengatakan tidak ada yang akan melupakan Guardiola. "Dia telah memenangkan begitu banyak trofi - tetapi ini terutama tentang bagaimana timnya bermain," tutur manajer asal Belanda itu.
Ketika Ten Hag meninggalkan Bayern untuk bergabung dengan FC Utrecht pada 2015, rekaman videonya tentang sesi latihan Guardiola semuanya disimpan untuk referensi. Hal itu terbukti karena taktik dan teknik kepelatihannya sangat mirip. Metode tersebut dikombinasikan dengan latihan yang menuntut kedisiplinan.
Cara tersebut terbukti memberikan kesuksesan besar di Ajax, di mana mereka memenangkan tiga gelar liga dan mencapai semi-final Liga Champions pada 2018-2019. Kini, keduanya bertemu kembali namun di sisi yang berlawanan. Untuk 2 x 45 menit, baik Pep Guardiola dan Erik Ten Hag, akan sejenak melupakan perkawanan saat tim mereka Manchester City vs Manchester United berupaya mengejar poin.
Baca: Jadwal Liga Inggris Pekan Ke-9 Berlangsung Minggu Ini, Simak Klasemen dan Top Skor