TEMPO.CO, Jakarta -Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyebut dirinya bakal mundur jika Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, harus bertanggung jawab dan mundur dari jabatannya buntut Tragedi Kanjuruhan.
Menurutnya, Iwan Bule adalah sosok yang sangat mencintai sepak bola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang.
“Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri. Karena saya pikir jika terdapat kesalahan dari rekan kerja yang bekerja bersama sebagai 1 tim, maka saya pun juga memiliki kesalahan yang sama. Kita adalah 1 tim,” tulis Shin Tae-yong di akun Instagram miliknya, Rabu, 12 Oktober 2022.
Shin Tae-yong diperkenalkan PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019. Pelatih asal Korea Selatan atau Korsel tersebut menggantikan posisi Simon McMenemy yang dipecat pada November 2019. Pria yang genap berusia 52 tahun pada 11 Oktober lalu ini telah menandatangani kontrak sebagai pelatih Timnas Indonesia hingga akhir 2023. Berikut profil dan perjalanan karier Shin Tae-yong di dunia sepak bola.
Shin Tae-yong lahir di Yeongdeok, Gyeongbuk, Korsel pada 11 Oktober 1970. Pengalamannya sebagai pelatih merupakan lisensi dari UEFA Pro License. Ini adalah lisensi kursus pelatihan permainan profesional tertinggi untuk mengembangkan pemimpin, manajer, dan pelatih dalam sepak bola. Awal karier Shin Tae-yong di sepak bola dimulai saat lulus dari Universitas Yeungnam dan bergabung dengan klub Ilhwa Chunma. Dia menghabiskan 12 musim bermain untuk klub ini.
Baca : Reaksi Presiden Joko Widodo Ditanya Soal Shin Tae-yong yang Ancam Mundur
Mengutip video di Kanal YouTube K League yang diunggah pada 28 Agustus 2020, Shin Tae-yong berhasil memenangkan K League Young Player of the Year Award di tahun pertama karier profesionalnya pada 1992.
Dia disebut sebagai pemain kunci Ilhwa Chunma ketika tim memenangkan Liga K selama tiga tahun berturut-turut dari 1993 hingga 1995. Pada 1995, Shin Tae-yong didapuk sebagai Most Valuable Player (MVP) of the K League, dan juga memenangkan Asian Club Championship di akhir tahun.
Kendati sempat tersendat untuk beberapa saat, di bawah kontribusi Shin Tae-yong, Ilhwa Chunma sekali lagi memenangkan liga selama tiga tahun berturut-turut dari 2001 hingga 2003. Pada 2001, Shin Tae-yong kembali memenangkan Penghargaan MVP keduanya. Bukan sembarangan, gelar itu diperolehnya berkat mencetak 99 gol dan memberikan 68 assist dalam 401 pertandingan di Liga K, serta Piala Liga Korea. Shin Tae-yong dianggap sebagai salah satu pemain K League terbaik sepanjang masa, dan terpilih untuk K League 30th Anniversary Best XI pada 2013, sebagaimana dilansir Media Korsel, stasiun televisi YTN.
Pada 2005, Shin Tae-yong direkrut Queensland Roar di A-League Australia. Tapi dia memutuskan pensiun sebagai pemain karena masalah pergelangan kaki. Sepanjang kariernya sebagai pemain sepak bola, dia tercatat bermain di pertandingan internasional, termasuk di Piala Asia AFC 1996 untuk tim nasional Korsel, sebanyak 23 kali. Setelah pensiun, Shin Tae-yong kemudian menerima peran menjadi asisten pelatih di klub tersebut.
Lalu pada 2009, dia kembali ke Korsel dan menjadi manajer sementara klub sepak bola Seongnam. Meskipun klub menderita kekurangan dana, Shin Tae-yong berhasil membawa tim ke tempat kedua di Liga K 2009 dan Piala FA Korea 2009.
Pada tahun berikutnya, Shin Tae-yong menandatangani kontrak permanen dengan Seongnam. Bukan lagi tempat kedua, dia berhasil membawa kesuksesan untuk tim memenangkan Liga Champions AFC 2010 dan Piala FA Korea 2011. Shin Tae-yong menjadi orang pertama yang memenangkan Liga Champions AFC sebagai pemain dan manajer. Namun, di musim 2012 kinerja tim menurun. Kondisi ini diperparah dengan kematian pemilik klub Sun Myung Moon, di tengah musim. Shin Tae-yong akhirnya memutuskan undur diri dari Seongnam setelah musim 2012 kelar.
Lalu pada Agustus 2014, Shin Tae-yong...