Amrabat, yang seperti Ziyech mewakili Belanda di tingkat junior, berpindah timnas karena alasan keluarga.
"Orang tua saya orang Maroko dan kakek nenek saya orang Maroko. Setiap kali saya pergi ke sana saya tidak bisa menggambarkan perasaan di dalam diri saya dengan kata-kata, itu rumah saya. Belanda juga rumah saya, tetapi Maroko istimewa," kata dia.
Diskusi yang Jujur
"Para pemain didekati sangat awal untuk menarik mereka ke tim Maroko. Kami tidak pernah memaksakan sesuatu, ini adalah diskusi yang jujur dengan pemain dan keluarganya," ujar Noureddine Moukrim, pelatih muda di Belgia yang menjadi pencari bakat bagi Maroko selama sembilan tahun.
Namun ada pihak yang meragukan kebijakan tersebut, yang merasa kedekatan dengan pemain kelahiran luar negeri ini menghambat kesempatan bagi pesepak bola kelahiran Maroko.
“Sebelum Piala Dunia 2022 ini, kami memiliki banyak masalah tentang orang-orang yang lahir di Eropa dan orang-orang yang tidak lahir di Maroko dan banyak wartawan berkata, 'Mengapa kita tidak bermain dengan orang-orang yang lahir di Maroko?'," kata pelatih timnas Maroko, Walid Regragui, yang juga mantan pemain internasional Maroko kelahiran luar negeri.
"Hari ini kami telah menunjukkan bahwa setiap orang Maroko adalah orang Maroko. Ketika dia datang ke tim nasional dia ingin mati, dia ingin berjuang. Sebagai pelatih, saya lahir di Prancis, tetapi hati saya untuk negara saya (Maroko),” ujar Walid Regragui.
Baca: Kroasia Menghalangi Impian Argentina untuk Mencapai Final Piala Dunia 2022
REUTERS