TEMPO.CO, Jakarta - Pep Guardiola berpotensi meninggalkan Manchester City yang saat ini tersandung kasus pelanggaran aturan keuangan Liga Premier.
Tim asuhannya didakwa melakukan lebih dari 100 pelanggaran Financial Fair Play oleh operator kasta tertinggi Inggris setelah penyelidikan selama empat tahun.
Manchester City dimiliki oleh negara bagian Abu Dhabi, menggunakan kekayaan besar mereka untuk membangun tim hingga dapat memenangkan banyak trofi di bawah asuhan Guardiola.
Ini bukan kali pertama City menghadapi sorotan terhadap keuangan mereka, dengan UEFA sebelumnya mengeluarkan larangan dua tahun dari kompetisi Eropa. Larangan itu kemudian dibatalkan, di mana Guardiola dengan penuh semangat membela bosnya di media.
Bookies Betfair melaporkan bahwa berita tentang dakwaan dari Liga Premier pada Senin, 6 Februari 2023, berpeluang membuat Guardiola pergi dari Etihad.
Sebelumnya, delapan bulan lalu, Guardiola mengancam akan berhenti melatih Manchester City jika dia dibohongi soal urusan keuangan mereka.
"Mengapa saya membela klub dan orang-orang? Itu karena saya bekerja dengan mereka. Ketika mereka dituduh melakukan sesuatu, saya bertanya kepada mereka: 'Ceritakan tentang itu. 'Mereka menjelaskan dan saya percaya pada mereka," kata Guardiola pada Mei lalu.
"Saya bertanya kepada mereka: 'Jika Anda berbohong pada saya, lusa saya tidak di sini. Saya akan keluar dan saya tidak akan menjadi teman lagi. Saya percaya karena saya percaya 100 persen sejak hari pertama dan saya membela klub karena itu."
Guardiola bergabung dengan Manchester City pada Juli 2016. Kontraknya akan berakhir Juni 2025.
Dengan situasi yang saat ini dihadapi Manchester City, Pep Guardiola berpotensi untuk meninggalkan Etihad jika klub ternyata terbukti melakukan pelanggaran seperti yang didakwakan oleh Liga Premier.
MIRROR
Simak Juga: Pernyataan Resmi Manchester City Merespons Tuduhan Pelanggaran Aturan Keuangan Liga Premier