TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta semua pihak yang terlibat dalam kericuhan di luar Stadion Jatidiri, Semarang, pada pertandingan Liga 1 PSIS Semarang vs Persis Solo, menenangkan diri. Ia ingin suporter dan aparat keamanan untuk berpikir jernih dalam menciptakan kenyamanan di kompetisi sepak bola nasional.
"Saya meminta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih. Niat kita sama yakni untuk sepak bola yang aman dan nyaman bagi semua," ujar Erick, diunggah di laman PSSI, Jumat, 18 Februari 2023.
Mantan Presiden klub Inter Milan itu memohon supaya aparat keamanan lebih persuasif dan belajar dari pengalaman tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2023. Erick yakin polisi dapat berupaya maksimal untuk menenangkan massa tanpa sikap represif, apalagi dengan menggunakan gas air mata.
Sementara terkait suporter, laki-laki yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN itu berjanji mencarikan solusi agar laga sepak bola dapat dinikmati dengan tenang. Erick menegaskan bahwa dirinya memahami kekecewaan para pendukung yang tidak bisa menyaksikan pertandingan secara langsung. "Ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko setiap laga," kata dia.
Kericuhan antara suporter PSIS dan aparat keamanan di luar Stadion Jatidiri, Semarang, terjadi pada laga PSIS Semarang melawan Persis Solo. Kekacauan ini berujung pada penembakan gas air mata oleh polisi.
Kerusuhan tersebut terjadi lantaran pendukung PSIS Semarang memaksa untuk masuk ke stadion meski pertandingan itu ditetapkan berlangsung tanpa penonton di stadion. Akibat kejadian itu, laga PSIS kontra Persis, yang tuntas dengan skor 1-1, sempat dihentikan beberapa menit pada babak kedua sebelum dilanjutkan kembali.
Kericuhan terjadi di luar Stadion Jatidiri Semarang, Jumat, 17 Februari 2023, saat PSIS Semarang melawan Persis Solo pada laga BRI Liga 1 pekan ke-25. Pertandingan ini sudah ditetapkan tanpa penonton. (tangkapan layar video/twitter/@Ggukkiekim)