TEMPO.CO, Jakarta - Setelah terakhir kali menyabet Scudetto lebih dari tiga dekade lalu, Napoli kembali merengkuh gelar Liga Italia Serie A di bawah asuhan Luciano Spalletti. I Partenopei terakhir kali menjadi kampiun liga pada 1990 saat masih dipimpin oleh legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona.
Sejak saat itu, Napoli beberapa kali nyaris finis di posisi teratas. Tapi kenyataannya, mereka berulang kali mereka kalah bersaing tim-tim besar dari utara seperti Juventus, AC Milan atau Inter Milan pada akhir musim.
Namun, Spalletti akhirnya berhasil membawa gelar Serie A Italia kembali ke Naples di musim 2022-2023 menyusul performa memukau di lapangan. Statistik Napoli di musim ini mengagumkan: 65 poin dimenangkan dari total 72 yang diperebutkan. Mereka juga mencetak 58 gol dan hanya 15 kali kemasukan dari 24 pertandingan awal. I Partenopei seperti tak punya kelemahan.
Saat itu Napoli berhasil menjaga jarak 18 poin dengan Inter Milan dan AC Milan yang menempati peringkat dua dan tiga klasemen sementara. Hingga pekan ke-33, Luciano Spalletti berhasil menjadikan Napoli tim dengan serangan (69 gol) dan pertahanan (23) terbaik di Liga Italia.
Tidak cuma itu, Napoli juga masih bersaing di Liga Champions setelah mengukir sejumlah kemenangan fantastis di babak penyisihan grup. Viktor Oshimhen dan kawan-kawan menang 4-1 atas Liverpool di kandang dan menggulung Ajax 6-1 di Belanda.
Napoli akhirnya lolos ke perempat final setelah mereka menang 2-0 atas Eintracht Frankfurt pada leg pertama 16 besar ini. Meski akhirnya disingkirkan AC Milan, ini menjadi musim yang positif bagi tim Luciano Spalletti.
Luciano Spalletti menjadi salah satu kunci keberhasilan Napoli, dibarengi inkonsistensi tim-tim rival: Inter, Milan, dan Juventus. Pelatih 63 tahun ini didatangkan Napoli pada 29 Mei 2021. Ia datang setelah dua tahun menganggur untuk menggantikan Gennaro Gattuso.
Meski gagal memberikan gelar di musim pertamanya, Spalletti membawa I Partenopei finis di peringkat tiga klasemen sekaligus mengamankan tiket Liga Champions untuk pertama kali dalam dua tahun.
Tak ada yang mengira Napoli bakal begitu mengerikan di musim ini, karena mereka kehilangan sejumlah bintang pertengahan tahun lalu, termasuk bek veteran Kalidou Koulibaly, top skor klub Dries Mertens, gelandang Fabian Ruiz, hingga kapten tim Lucas Insigne. Sebagai gantinya, tim memboyong Giacomo Raspadori, Khvicha Kvaratskhelia, Giovanni Simeone, dan Kim Min-jae.
Alih-alih kesulitan, Napoli justru berhasil menjelma sebagai tim terkuat di liga meski dengan skuad tak semewah tim rival. Spalletti berhasil mengeluarkan potensi terbaik pemain yang dimiliki. Khvicha Kvaratskhelia, mendadak menjadi idola setelah dia melesakkan 12 gol dari 26 penampilan di berbagai ajang. Rekor gol terbaik bagi pemain asal Georgia ini.
Para pemain Napoli berselebrasi setelah Victor Osimhen berhasil menjebol gawang Udinese dalam laga lanjutan Liga Italia di Dacia Arena, Italia, 4 Mei 2023. Satu gol ke gawang Udinese membuat Victor Osimhen berhasil menyamai rekor George Weah sebagai pemain Afrika dengan koleksi gol terbanyak di Liga Italia (46 gol). REUTERS/Jennifer Lorenzini
Lalu Victor Osimhen, yang menjelma jadi pemain mengerikan bagi bek lawan, gegara 21 gol yang berhasil dia kumpulkan dari 25 pertandingan di berbagai ajang. Ini melampaui catatan 20 gol yang dia lesakkan saat masih bermain di Liga Belgia di musim 2018-2019 bersama Charleroi.
Spalletti memang bukan pelatih bertabur gelar, tapi dia jeli dalam memaksimalkan potensi pemain yang ada. Bersama Napoli, ia meraih gelar Liga Italia pertama sepanjang kariernya. "Saya memiliki kelompok pesepak bola hebat dengan etos kerja luar biasa. Mereka adalah arsitek atas apa yang kami lakukan," kata Spalletti memuji para pemainnya.
"Anda selalu bermain untuk memenangkan sesuatu. Secara privadi saya senang bekerja dengan klub untuk berusaha membangun dasar yang dapat membawa kami ke target bersama. Yang membuat saya bahagia adalah melihat para penggemar kami bahagia. Menyaksikan kota dipenuhi kegembiraan adalah hal yang paling kami pedulikan. Kami harus menjalani laga satu per satu dan memainkan mereka seperti biasa."
Spalletti mengawali karier kepelatihannya bersama tim yang sedang kesulitan, Empoli. Dia melatih dari Juli 1993 sampai 1998. Selama periode tersebut, dia membawa tim promosi dua kali beruntun dari Serie C1 hingga akhirnya menembus kasta tertinggi Liga Italia.
Setelah itu, Spalletti malang melintang dengan Sampdoria, Venezia, Udinese, Ancona, AS Roma, Zenit St Petersburg, dan terakhir menukangi Inter Milan pada 2017 sampai 2019. Di Italia Luciano Spalletti membawa AS Roma juara Coppa Italia dua kali beruntun pada 2007 dan 2008, serta Piala Super Italia di 2007.
Dia kemudian menyabet empat trofi bersama Zenit St Petersburg, termasuk dua kali juara Liga Primer Rusia. Dan sekarang, dia meraih gelar prestisius bersama Napoli: Scudetto 2022-2023.
Profil
Nama lengkap: Luciano Spalletti
Lahir: Certaldo, Italia, 7 Maret 1959
Karier Pelatih
1994 - Empoli
1995–1998 - Empoli
1998 - Sampdoria
1999 - Sampdoria
1999 - Venezia
1999 - 2000 - Venezia
2001 - Udinese
2001–2002 - Ancona
2002–2005 - Udinese
2005–2009 - Roma
2009–2014 - Zenit Saint Petersburg
2016–2017 - Roma
2017–2019 - Inter Milan
2021– sekarang Napoli
Pilihan Editor: 10 Fakta Napoli Juara Liga Italia Musim Ini, Banyak Rekor yang Dipecahkan