Ditunjuk sebagai pelatih pada Januari 2020 saat Indonesia ada di peringkat 173 dunia, Shin Tae-yong menyulap generasi yang bermain untuk Garuda diisi mayoritas pesepak bola muda. Indonesia naik drastis dari peringkat 173 dunia menjadi 147 dunia per 21 September 2023. Tak hanya itu, di bawah Shin, tiga level timnas Indonesia (U-20, U-23, senior) di bawa lolos ke Piala Asia.
Artinya mimpi tampil di Piala Dunia itu ada. Nyala kobaran api dari harapan ratusan juta penduduk Indonesia masih hidup dan mungkin saja akan terus berkobar selama Merah Putih dipimpin pelatih kelahiran 11 Oktober 1970 itu.
Selalu gagal melangkah lebih jauh pada kualifikasi Piala Dunia tiga edisi terakhir (2014, 2018, 2022) bahkan edisi 2018 tidak turun satu laga pun karena terkena sanksi FIFA yang dijatuhkan pada 30 Mei 2015 karena ada intervensi pemerintah, bukan tidak mungkin Piala Dunia 2026 nanti akan menjadi panggung Garuda berlaga setelah sempat merasakan panggung besar prestisius tersebut pada edisi 1938 yang kala itu masih bernama Hindia Belanda.
Shin Tae-yong optimistis dapat membawa timnya melaju ke ronde kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Memainkan laga melawan Brunei Darussalam, negara peringkat 191 dunia pada ronde pertama, optimisme itu diusung Shin dengan berencana tidak memberi ampun pada tim asuhan Mario Rivera tersebut.
Ketika disinggung apakah akan melakukan rotasi, pelatih Korea Selatan mengatakan enggan melakukan rotasi dan tetap akan menurunkan formasi terbaik untuk mencetak banyak gol pada leg pertama, demikian dikatakannya pada jumpa pers sebelum pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu, 11 Oktober.
Dan benar, pada leg pertama dimana timnas Indonesia melumat Brunei Darussalam, pria Korea Selatan itu membuktikannya dengan tidak melakukan rotasi.
Nama-nama seperti Asnawi Mangkualam, Marc Klok, Rizky Ridho, hingga Dimas Drajad masih menghiasi starting line up. Bahkan, Shin menyusun strategi yang tidak seperti biasanya karena menurunkan tiga striker sekaligus sejak menit pertama, Dendy Sulistyawan, Dimas Drajad, dan satu debutan baru Hokky Caraka.
Alhasil, kemenangan enam gol tanpa balas diraih, skor yang hampir sama dari kemenangan telak dari Brunei di Piala AFF 2022 Desember lalu.
Dan pada leg kedua yang akan dimainkan di Stadion Sultan Hassanal Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Brunei, Selasa (17/10) mendatang, Shin mengusung misi yang sama. Bermain menyerang dengan menerapkan garis pressing lebih tinggi yang memungkinkan skor besar kembali menjadi hasil akhir leg kedua nanti.
“Dan begitu kami datang ke Brunei pun kami tidak akan fokus ke bertahan tapi fokus ke menyerang walaupun kita cetak enam gol tadi, tapi saya akan lebih lagi pressing di depan,” ucap Shin pada jumpa pers setelah laga melawan Brunei.
Kemenangan 6-0 semakin mempertegas bahwa Indonesia selalu menjadi raja ketika melawan Brunei Darussalam dari satu dekade terakhir, setelah sebelumnya menang 5-0 pada pertandingan uji coba tahun 2012, menang 4-0 pada pertandingan uji coba tahun 2017, dan menenggelamkan Brunei dengan skor 7-0 pada pertandingan Piala AFF 2022.
Selanjutnya: Komentar Erick Thohir