TEMPO.CO, Jakarta - FIFA mengesahkan hukuman larangan bermain selama 10 bulan yang dijatuhkan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) kepada gelandang Newcastle United, Sandro Tonali. Pemain asal Italia itu terbukti melanggar aturan bertaruh pada pertandingan dan hukumannya akan berlaku di seluruh dunia. Itu berarti Tonali saat ini tidak dapat bermain untuk tim Liga Inggris itu.
Tonali dijatuhi sanksi larangan bermain selama 18 bulan pada Kamis lalu oleh FIGC, delapan bulan di antaranya akan diubah menjadi rehabilitasi alternatif setelah kesepakatan dicapai dengan Kantor Kejaksaan Federal.
FIFA mengatakan FIGC meminta agar larangan tersebut berlaku di seluruh dunia dan badan sepak bola Dunia itu mengabulkannya.
“Permintaan yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Italia untuk memperpanjang sanksi yang dijatuhkan kepada pemain Sandro Tonali pada 27 Oktober 2023 agar berlaku di seluruh dunia telah dikabulkan,” kata FIFA kepada Reuters pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Sebelumnya, pelatih Newcastle Eddie Howe mengatakan klubnya dalam ketidakpastian atas ketersediaan Tonali karena mereka belum mendapat konfirmasi resmi dari otoritas Italia.
Howe menambahkan ada peluang besar Tonali akan bermain untuk klub tersebut pada Sabtu, 28 Oktober, ketika mereka bertandang ke Wolverhampton Wanderers. Reuters telah menghubungi Newcastle untuk memberikan komentar.
Tonali bergabung dengan Newcastle dari AC Milan pada Juli dengan biaya yang dilaporkan sebesar 70 juta euro atau Rp 1,17 triliun, sebuah rekor jumlah untuk pemain Italia. Namun ia akan melewatkan sisa musim ini serta Euro 2024 jika Italia lolos.
Pertandingan terakhirnya adalah sebagai pemain pengganti di babak kedua saat kekalahan kandang 0-1 dari Borussia Dortmund di Liga Champions pada Kamis dini hari lalu.
Tonali, 23 tahun, adalah pemain dengan profil tertinggi yang terjebak dalam skandal taruhan yang mengguncang sepak bola Italia. Agennya mengatakan dia menderita kecanduan judi. Gelandang Juventus Nicolo Fagioli menerima larangan tujuh bulan sebagai bagian dari penyelesaian dengan FIGC setelah mengakui masalah perjudian.
Pemain papan atas Liga Premier terakhir yang dilarang karena pelanggaran aturan taruhan adalah striker Brentford Ivan Toney. Dia dilarang bermain selama delapan bulan pada Mei lalu. Pemain internasional Inggris itu mengakui 232 pelanggaran peraturan taruhan Asosiasi Sepak Bola dan tidak akan bisa bermain lagi hingga 16 Januari 2024.
Rekan setim Tonali di Newcastle, Kieran Trippier, juga diskors selama 10 pekan pada 2020 ketika bek kanan Inggris itu melanggar aturan taruhan. Saat itu, Trippier bermain untuk Atletico Madrid.
REUTERS
Pilihan editor: Kata Ange Postecoglou setelah Tottenham Hotspur Tekuk Crystal Palace 2-1 di Liga Inggris