TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Atletico Madrid Diego Simeone menilai bahwa format baru Liga Champions 2024-2025 memaksa tim untuk mengejar kemenangan. Ia mengungkapkan kesan pertama soal format baru kompetisi setelah timnya bangkit dari ketertinggalan dan meraih kemenangan 2-1 atas RB Leipzig pada Jumat dinihari, 20 September 2024.
Liga Champions Eropa telah beralih dari babak penyisihan grup ke fase liga. Pada fase ini, sebanyak 36 tim memainkan delapan pertandingan masing-masing. Delapan tim teratas dalam klasemen melaju langsung ke babak berikutnya. Sementara itu, sebanyak 16 tim berikutnya memasuki babak playoff dua leg.
"Format ini memaksa kami untuk menang. Hari ini hasil imbang tidak banyak gunanya. Jika kami tidak bisa (menang), kami harus mendapatkan sesuatu darinya," kata Simeone kepada Movistar, dikutip dari Reuters.
"Saya benar-benar puas, pertandingannya sangat bagus. Saya akan mengatakan hal yang sama jika seri. Kami memainkan permainan dengan cara yang berbeda dan dengan pemain yang berbeda,” ujar pelatih asal Argentina tersebut.
"Para pemain menafsirkan strategi dengan baik dan kami memenangkan pertandingan yang diperlukan. Apa yang kami bayangkan terjadi. Kami menguasai 80 persen permainan,” ujar Simeone.
Atletico Madrid, yang belum terkalahkan musim ini di semua kompetisi, akan bertandang ke Benfica di Portugal untuk pertandingan Liga Champions berikutnya. Pertandingan akan berlangsung pada 2 Oktober 2024. "Ini akan menjadi pertarungan lain," kata Simeone.
Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso. REUTERS/Thilo Schmuelgen.
Bayer Leverkusen Makin Gacor
Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso senang dengan kemenangan 4-0 atas Feyenoord dalam pertandingan pembuka Liga Champions. Namun, ia mengatakan kemenangan itu tidak semudah yang terlihat.
Alonso, yang memenangkan gelar Liga Champions Eropa dua kali sebagai pemain bersama Liverpool dan Real Madrid, mengatakan para pemainnya butuh waktu untuk keluar dari tekanan tuan rumah. Ia juga butuh mengatasi tekanan dalam pertandingan Liga Champions pertamanya sebagai manajer.
"Kami tidak beruntung, tetapi efisien, di menit-menit awal. Kami butuh sedikit lebih banyak kontrol dalam membangun serangan untuk menemukan ruang kosong," kata pria berusia 42 tahun asal Spanyol itu.
Alonso mengatakan tidak pernah mudah bermain di Liga Champions. Ia cukup tenang setelah Bayer Leverkusen tampil lebih disiplin pada babak kedua yang berakhir tanpa gol. "Kami punya pemain bagus yang mengerti apa yang dibutuhkan permainan. Mereka fleksibel selama pertandingan,” kata dia.
Pilihan Editor: Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Ambil Sumpah WNI di Belanda, Erick Thohir: Tidak Ada yang Spesial