El Diego mengisyaratkan bakal mundur dari posisinya setelah gagal meloloskan Argentina ke semi final Piala Dunia 2010. Namun sambutan meriah pendukung Albiceleste di Argentina kemungkinan membuat pria eksentrik itu berpikir dua kali.
Meski Argentina dipermalukan Jerman 4-0 di perempat final, seluruh tim mendapat sambutan hangat dari pendukungnya berbeda dengan yang didapat tim Brasil dan Inggris. Lebih dari 200,000 fan menyambut Maradona di Bandara Buenos Aires. Anggota parlemen bahkan berani membuat patung untuk menghormati. Keinginannya agar bertahan sebagai pelatih juga ditegaskan Presiden Cristina Fernandez.
"Bertahanlah di posisi Anda Maradona. Tidak ada orang Argentina yang memberi kami begitu banyak kebahagiaan di lapangan sepak bola seperti Diego Maradona,” puji Fernandez berpidato di depan fan Albiceleste pekan lalu, Kamis (15/7).
Banyak pengamat yang memuji gaya permainan menyerang yang diterapkan Maradona di Piala Dunia Afrika Selatan. Mereka terhibur dengan dribel brilian Lionel Messi dan serangan mematikan ala Carlos Tevez maupun Gonzalo Higuain. Performa itu adalah buah tangan Maradona dalam melancarkan strateginya di lapangan.
Rendah hati
Sejak kembali dari Afrika Selatan, Maradona memilih untuk merendah. Ia lebih banyak berdiam di rumah untuk merefleksikan kekalahan tim dari media maupun fan.
Ernesto Cherquis Bialo, Juru Bicara AFA yang membantu menuliskan otobiografii Maradona mengatakan keputusannya ada di tangan pria yang kini memelihara jenggot itu. “Jika Maradona menginginkannya...ia akan melanjutkan. Publik mempunyai dukungan tak bersyarat buatnya; pelatih lain yang melakukan kesalahan sama sepertinya (kalah di perempat final), memang harus mundur,” tegas Bialo.
Bialo mengatakan Maradona akan ditawari kontrak empat tahun untuk bertahan hingga 2014. Ia menegaskan tidak ada “Rencana B” dalam proposal seandainya Maradona memutuskan tidak ingin melanjutkan jabatanyya.
Grondona dijadwalkan akan bertemu Maradona untuk mendiskusikan tawaran perpanjangan kontrak Rabu pekan depan.
Menurut sahabat dekatnya, Maradona merasa kecewa setelah membawa timnya kalah dari Jerman di Piala Dunia meski mendapat dukungan dari para pemain termasuk Gabriel Heinze, kapten tim Javier Mascherano dan Messi.
"Maradona memilih menjalani masa kecewanya dengan caranya sendiri. Ia selalu mengatakan ia menginignkan untuk menjadi pelatih tim sepanjang hidupnya. Namun Anda selalu mempertimbangkan apakah itu masuk akal,” ungkap sahabat dekat Maradona yang meminta tidak dipublikasikan namanya.
Maradona berjuang keras keluar dari belitan obat-obatan terlarang, kegemukan, dan alkohol selama bertahun-tahun. Setelah bersih dari pengaruh obat bius ia memutuskan untuk menjadi pelatih Argentina.
Apakah Maradona akan melanjutkan kariernya untuk menangani tim di Copa America pada Juli tahun depan atau menghabiskan waktunya dengan keluarganya, fan akan mengingatnya sebagai figur jenius sebagai seorang pemain dan seorang pelatih yang tidak sempurna.
“Saya ingin melihatnya menjadi juara lagi karena ia layak mendapatkannya. Saya tahu ia bukanlah pelatih yang baik namun ia juga memerlukan keberanian dan hati juga mistik dan ia menawarkan ini kepada para pemainnya,” ujar Alberto Bianco, 39 tahun, fan fanatik Maradona.
REUTERS | BAGUS WIJANARKO