Menjelang Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan, Baggio pulih dari cedera yang dideritanya. Akan tetapi, Trapattoni tidak memanggil Baggio.
“Seharusnya itu menjadi Piala Dunia keempat bagi saya dan saya seharusnya tampil di sana,” ujar Baggio kepada majalah Vanity Fair edisi Italia. “Jika menimbang karier yang telah saya lakoni, saya seharusnya mendapatkan itu. Mereka seharusnya membawa saya dan memberi saya kesempatan, meski saya berada di kursi roda.”
“FIFA baru menambah batas pemain di tim menjadi 23 pemain dan mereka melakukan itu agar Ronaldo dan saya bisa berpartisipasi. Sebab, kami baru saja pulih dari cedera,” lanjutnya. “Satu pemain lagi apa salahnya? Ronaldo dipanggil, ia seperti terlahir lagi dan mengecap Piala Dunia sebagai pencetak gol terbanyak. Sedangkan saya tetap di rumah.”
Catatan prestasi Baggio di Piala Dunia tidak terlalu bagus, karena Italia tersingkir di tiga Piala Dunia lewat adu penalti.
“Saya sangat kecewa karena kalah di final 1994 melawan Brasil dalam adu penalti. Jika Anda kalah 3-0, Anda akan menerima itu. Itu lebih baik untuk semuanya, baik untuk yang kalah maupun yang menang,” aku Baggio. “Coba tanya semua orang, begitu juga dengan yang menang di Berlin, apakah mereka senang dengan kemenangan tersebut. Mereka akan lebih senang tanpa adu penalti. Kalah melalui adu penalti sangat menyakitkan.”
“Saya kalah di tiga Piala Dunia semuanya karena adu penalti,” tambahnya.
FOOTBALL-ITALIA|KODRAT SETIAWAN