Ketua Federasi Sepak Bola Australia Frank Lowy dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan dari Zurich, menyatakan ia sangat kecewa, baik secara pribadi maupun atas nama seluruh warga Australia.
"Kami sangat maksimal melakukan proses penawaran untuk menjadi tuan rumah termasuk aspek teknis tawaran besar kita itu," kata Lowy. "Tapi pada akhirnya kami tidak memiliki cukup suara untuk memenangkan persaingan."
Surat kabar The Australian, Jumat (3/12), juga mempertanyakan terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah. Keputusan FIFA tersebut telah memunculkan sejumlah perdebatan dan bisa berisiko tinggi.
"Negara Teluk itu memang kaya duit tapi sedikit memiliki penggemar sepak bola dan stadion. Iklimnya juga begitu panas selama jadwal Piala Dunia," kata The Australian dalam situsnya.
Pihak penyelenggara, The Australian melanjutkan, juga mengakui bahwa mereka perlu membangun stadion dengan sistem berpendingin udara untuk menghindari risiko kesehatan yang serius.
Surat kabar itu juga menyinggung masalah skandal korupsi di Federasi Sepak Bola Oseania mungkin mempengaruhi tawaran Australia hingga akhirnya gagal.
Menteri Olahraga Australia Mark Arbib mengatakan sebanyak 11 suara yang memilih Qatar pada putaran pertama sudah cukup untuk menentukan kemenangan bagi mereka.
Dia juga menyoroti beberapa isu di antaranya masalah hawa panas Teluk Persia selama bulan Juni dan Juli saat Piala Dunia digelar.
AP l BASUKI RAHMAT