Tim pencalonan Inggris merasa dicurangi setelah beberapa anggota komite eksekutif FIFA berjanji akan memberi suara. Meski telah melakukan presentasi yang diklaim luar biasa oleh Sepp Blatter, toh tim pencalonan hanya mendapat dua suara dan langsung tersingkir di putaran awal.
Beberapa anggota tim langsung meminta adanya transparansi dalam proses pemilihan host. Inggris sendiri melalui FA berencana menggulingkan posisi Blatter ketika digelar pemilihan presiden tahun depan.
“FIFA harus sadar mereka saat ini mempunyai masalah pada citranya. FIFA bukan lembaga tanpa cela. Mereka harus berubah,” kata Hiddink, Ahad (12/12).
Hiddink termasuk dalam sebuah tim yang melihat gagalnya Belgia dan Belanda menjadi host Piala Dunia 2018. Ia mempertanyakan logika di belakang alasan keputusan menunjuk Rusia dan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
“Selama dua hati semua orang meminta untuk membalikkan situasi di Zurich. Presentasi Inggris seperti juga Belanda, fantastis. Namun ini semua berakhir dengan tangan hampa,” tegas Hiddink.
Pelatih yang pernah menukangi Korea Selatan itu bahkan mempertanyakan perlunya presentasi dari pada peminat tuan rumah. Ia ingin melihat ke depannya FIFA memiliki anggota Exco yang bersih, yang akan mengeluarkan keputusan yang berbasis pada kriteria transparan. “Sebuah keputusan dalam proses penunjukkan tuan rumah Piala Dunia harus berdasarkan argumen solid, yang harus dilakukan secara terbuka dan jelas,” jelas Hiddink.
GOAL | bagus wijanarko