Dalam pengamatan Tempo, Nurdin terlihat tak terpengaruh oleh keberadaan spanduk itu. Ia asyik menonton pertandingan yang dimenangi oleh Indonesia, dengan skor 0-1. Cristian Gonzales memasukkan bola ke gawang lawan pada menit ke-42. Nurdin duduk di samping Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng.
Antusiasme pencinta bola semalam mengakibatkan penonton membludak. Bahkan peliput berita harus merelakan bangku yang semula disediakan panitia. Akibatnya, selama 90 menit pertandingan, wartawan terpaksa berdiri dan terhalang pandangan matanya oleh penonton yang berdiri.
“Bagaimana kerja panitia ini? Tidak profesional banget, lembek, tidak bisa bertugas dengan baik,” kata Dennys dari Kompas.com. Ia terlambat masuk tribun karena harus meliput suasana antrean. Kursi di area liputan ini pun malah dipakai oleh salah satu pengurus PSSI.
Suasana antrean penonton juga sempat riuh akibat ulah sebagian penonton yang memaksa masuk meski tak bermodal tiket. Seorang ibu, Miranda, 60 tahun, terjatuh karena tubuhnya terdorong arus penonton saat akan memasuki pintu VIII. Ia mengalami luka di sekitar wajah.
Besarnya keinginan masyarakat untuk menonton bola membuat calo tiket memanfaatkan kesempatan. Seorang calo yang ditemui Tempo di pintu masuk Timur bahkan menawarkan tiket VVIP dengan harga Rp 1 juta. Padahal harga normal yang ditetapkan panitia hanya Rp 500 ribu.
Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan sekitar 4.500 personel. Pada sore hari, polisi menderek mobil yang diparkir di ring-road Stadion Utama Gelora Bung Karno. Tempat parkir di jalan empat lajur ini hanya untuk kendaraan pengamanan, mobil pemadam kebakaran, ambulans, kendaraan panitia, serta kendaraan tamu VVIP, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
EKO | PUTI | RIKY | RINA