TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Managemen Persibo Bojonegoro menyatakan, tidak akan menanggapi ancaman PSSI terkait kepindahan dari Liga Super Indonesia (LSI) ke Liga Primer Indonesia (LPI). Alasannya, ancaman PSSI itu dianggap mengada-ada.
“Makanya sata tak gubris ancaman itu,” kata Manajer Persibo Bojonegoro Letnan Kolonel Taufik Risnendar pada Tempo, Jumat (14/1) siang. Komandan Kodim Bojonegoro ini mengatakan, posisi PSSI kini sedang kebakaran jenggot menghadapi klub-klub yang mulai melawan.
Makanya, pengurusnya kemudian mulai melakukan tindakan yang dianggap sudah tidak rasional,seperti mengancam dengan menjatuhkan sanksi dan sejenisnya. Taufik mengatakan, disadari atau tidak, Persibo menjadi target sasaran pengurus PSSI.
Setidaknya munculnya laga LPI, dimana Persibo yang pertama kali menjadi pelopor kepindahan untuk keluar dari LSI. Kemudian, klub lain, yaitu Persema Malang dan PSM Makassar mengikutinya. “Apa salah kita diancam,” ujarnya singkat.
Padahal, soal laga ke LPI itu, pihak Persibo Bojonegoro telah melakukan upaya yang prosedural. Yaitu mengundurkan diri dan pamit secara baik-baik. Pengunduran diri Persibo dari LSI pada 20 Desember 2010.
Namun PSSI masih diminta untuk mengevaluasi, sekaligus bertahan di LSI hingga diberi deadline tanggal 6 januari lalu. Tetapi, pihak Persibo tetep kukuh untuk mengundurkan diri dari LSI dan memilih laga ke LPI.
Persibo, kata di, menganggap telah melakukan tindakan yang prosedural. “Kok ini kita diancam sanksi. Sekali lagi tidak kita gubris,” imbuhnya dengan nada tegas.
Seperti diketahui, ancaman sanksi ini datang dari Sekjen PSSI Nugraha Besoes. Dia menyampaikan surat FIFA tehadap PSSI. Dalam surat itu FIFA dikatakan meminta PSSI agar menindak LPI karena dinilai illegal. Tiga klub yang pindah dari LSI ke LPI, yaitu Persibo Bojonegoro, Persema Malang dan PSM Makassar.
Sujatmiko