TEMPO Interaktif, Surabaya - Bekas pemain tim nasional era 70-an, Rusdy Bahalwan tutup usia pada Ahad, 7 Agustus 2011 pukul 22.30 di rumahnya Jalan Tenggilis Mejoyo Surabaya. Rencananya, jenazah Rusdy dimakamkan di tempat pemakaman umum Pegirian Senin 8 Agustus 2011 sore ini. "Mungkin sekitar jam 15.00, habis Ashar " kata Ramadhani, isteri Rusdy kepada Tempo.
Ramadhani menuturkan, Rusdy meninggal karena menderita stroke yang dideritanya sejak 2004. Ia juga menderita penyakit degeneratif dan stroke sejak 2004 dan tutup usia pada usia 64 tahun, dengan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak: Irfan Bahalwan, Khaira Imandina Bahalwan dan Ikhwannurdin Bahalwan.
Kendati menderita sakit berkepanjangan, putra dari pasangan Ali Bahalwan dan Rugaiyah itu, masih sering memantau perkembangan berita sepak bola nasional melalui istrinya.
Lahir di Surabaya, 7 Juni 1947, Rusdi menamatkan sekolah di SMAN 6 Surabaya pada tahun 1966. Ia kemudian diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga pada tahun 1967. Anak pasangan Ali Bahalwan-Rugaiyah Baadillah itu tak lama mengenyam bangku kuliah karena panggilan hatinya lebih ke sepakbola.
Puncak karir Rusdy sebagai pemain bola adalah saat membawa timnas Indonesia ke peringkat tiga Piala Tiger 1998. Di arena kepelatihan, namanya memang cukup disegani karena juga mampu membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia 1996/1997.
Selain pernah menjadi ikon Persebaya baik sebagai pemain dan pelatih, Rusdy Bahalwan juga pernah memperkuat tim nasional pada akhir 60-an hingga awal 70-an, kemudian menjadi pelatih tim nasional di ajang Piala Tiger dan Asia tahun 1998.
Pemain binaan Rusdy saat itu antara lain Jacksen F Tiago, Carlos de Mello dan Eri Irianto. Sempat membesut tim nasional Piala Tiger 1998, Rusdi terakhir kali tercatat sebagai pelatih Persewangi Banyuwangi pada 2000.
KUKUH S WIBOWO