TEMPO Interaktif, Jayapura – Persiwa Wamena menolak digelarnya Liga Primer Indonesia musim 2011/2012. Liga ini bertentangan dengan keputusan kongres di Bali beberapa waktu lalu.
“Persiwa dan Persipura adalah klub yang menolak liga diselenggarakan oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo. Ini tidak sesuai keputusan kongres II di Bali Januari lalu, juga melanggar statuta,” kata Agus Santoso, Asisten Manajer Persiwa, Ahad, 16 Oktober 2011.
Ia mengatakan bahwa sesuai putusan kongres II di Bali, diamanatkan PT Liga Indonesia yang berhak atas saham sebesar 99 persen. Sisanya, 1 persen, dimiliki Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. “Sebanyak 99 persen saham itu milik klub, jadi kami berhak punya suara untuk menentukan apakah Liga Prima ini bisa digelar atau tidak, bukan keputusan ada di tangan Ketua Umum PSSI,” ujarnya.
Keputusan kongres berikutnya adalah peserta liga tertinggi di Indonesia hanya 18 klub, bukan 24 klub. “Kalau sekarang PSSI menunjuk PT Liga Primer sebagai pelaksana kompetisi, yang mana sahamnya dikuasai oleh PSSI sebanyak 70 persen atas nama Djohar Arifin dan 30 persen klub atas nama Farid Rahman, apa itu enggak melanggar kongres di Bali? Kongres adalah keputusan tertinggi suatu organisasi,” paparnya.
Persiwa juga menyesalkan kebijakan PSSI yang memasukkan enam klub baru dengan pertimbangan yang sepele. “Apa dasarnya, tiket gratis untuk enam klub ini tidak adil, 18 klub untuk ke kompetisi tertinggi ini harus berjuang keras, berdarah-darah, tapi mengapa PSSI dengan mudah memberikan kemudahan kepada klub-klub itu?” ujar Santoso.
Persiwa tidak akan mengubah pendiriannya dan bersama belasan klub lain menggelar liga tandingan. “Kebijakan PSSI itu menyiksa kita, kami akan tetap berada di jalan yang berdasar aturan dan bertanding Desember nanti,” kata dia.
Liga tandingan Desember mendatang akan diikuti 12 klub Tanah Air. Di antaranya Persiwa Wamena, Persebaya Surabaya (versi Wisnu Wardhana), Persipura Jayapura, Persisam, PSPS Pekanbaru, Deltras Sidoarjo, Persidafon Dafonsoro, Pelita Jaya, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar.
PSSI sendiri memberi batas waktu sekitar 11 hari kepada tim yang memboikot Liga Prima Indonesia untuk memberikan respons. Tegasnya, kompetisi akan tetap bergulir walau tanpa mereka.
JERRY OMONA