TEMPO Interaktif, Jakarta - Komite Etik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memanggil Ketua Umum PSSI Djohar Arifin, Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro di Jakarta, Jumat sore, 2 Desember 2011. Mereka akan dimintai penjelasan mengenai terbelahnya kompetisi di Tanah Air, yakni Liga Prima Indonesia (LPI) dan Liga Super Indonesia (LSI).
"Hari ini kami akan periksa mereka. Setelah itu kami akan melakukan musyawarah etik untuk membuat suatu keputusan. Insya Allah akan kami umumkan pada pekan depan," kata Ketua Komite Etik PSSI, Todung Mulya Lubis, ketika dihubungi wartawan, Jumat, 2 Desember 2011.
Hingga saat ini PSSI hanya mengakui LPI dan menganggap haram LSI. Keputusan ini ditentang sejumlah klub LSI. Mereka memutuskan tetap berlaga di LSI, meski terancam sanksi PSSI. Komite Etik, kata Todung, akan mencari akar masalah sehingga terjadi dualisme kompetisi.
Ia menilai terbelahnya kompetisi ini karena adanya kekacauan dalam kepengurusan PSSI. Dualisme kompetisi juga dinilai membuat publik bingung. "Ada dualisme penyelenggaraan kompetisi dan ini tentu sangat mengganggu," kata Todung.
Komite Etik pada Rabu lalu telah memanggil satu dari empat anggota Komite Eksekutif, yaitu La Roberto Rouw. Tiga anggota Komite Eksekutif lain yang turut dipanggil yaitu La Nyalla Mattaliti, Toni Apriliani, dan Erwin Dwi Budiawan. Namun ketiganya belum memenuhi panggilan tersebut. Mereka dijadwalkan akan dipanggil Selasa pekan depan.
Keempat anggota Komite Eksekutif ini dipanggil terkait dengan surat yang mereka kirim ke induk sepak bola Asia (AFC). Isi surat yang dilayangkan 14 Oktober lalu itu adalah laporan mengenai adanya sejumlah statuta dan hasil kongres di Bali yang dilanggar pengurus PSSI.
DWI RIYANTO AGUSTIAR