TEMPO.CO, Palembang - Logo Sriwijaya FC akan dipatenkan di kantor Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta. Pematenan logo agar dapat dikomersialkan. Sekretaris Sriwijaya FC, Faizal Mursyid, meyakini usaha tersebut dapat meningkatkan pendapatan manajemen dari luar sponsor dan subsidi dari penyelenggara Liga Super Indonesia.
“Kami akan patenkan (logo), supaya pendapatan lebih maksimal,” kata Faizal, Jumat 13 Januari 2012. Diakuinya, hingga kini pendapatan dari sisi penjuaalan pernak pernik dan tiket laga kandang masih sangat minim. Dalam catatan manajemen PT. Sriwijaya Optimis Maandiri (SOM) per musim kompetisi pihaknya hanya mendapat pemasukan sekitar Rp 2.5 miliar, padahal biaya untuk tiap musim kompetisi mencapai Rp 32 miliar.
Beruntung bagi klub berjuluk lascar wong kito ini, tahun ini mereka sudah mengantongi dana dari sponsor senilai Rp 11 Miliar serta subsidi Rp 3 Miliar dari pengelola LSI.
Direktur tehnik dan SDM Sriwijaya FC memastikan belanja pemain dan belanja rutin klub merupakan pengeluaran terbesar setiap musim kompetisi. “kami harus keluarkan 16 milyar tahun ini untuk belanja 29 pemain, itu belum termasuk untuk biaya jalani laga home dan away,” kata Hendri zainudin dalam syukuran atas mantapnya posisi di puncak klasmen, Jumat, 13 January 2012.
Setiap laga kandang, Sriwijaya FC harus menghabiskan tidak kurang dari Rp 60 juta. Pengeluarkan akan menjadi berlipat ganda pada laga tandang yakni mencapai Rp 150 juta. Pengeluaran itu belum termasuk untuk bonus bagi tim bila memenangi pertandingan. “setiap menang di kandang kami siapkan bonus Rp80p juta, tandang Rp 100 juta dan kami juga siapkan bonus 50 juta bila berhasil srii di laga kandang,” kata Hendri Zainudin.
Kemarin, Direktur keuangan Sriwijya FC, Augie bunyamin memastikan pada musim ini mereka akan tetap bertahan meski tanpa sokongan dari APBD Sumsel seperti halnya pada musim-musim sebelumnya. Saat ini menejemen giat mencari sumber pendanaan dari pihak swasta nasional dan lokal yang berminat membesarkan klub kebanggan warga sumatera selatan itu.
Berbicara seusai laga antara Sriwijaya FC melawan Persegres Gresik, Augie Bunyamin memastikan pihaknya mendapatkan peningkatan pendapatan bila dibandingkan musim sebelumnya. Sayangnya Augie enggan untuk menyebut angka nominalnya.
Seluruh dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya operasional klub yang berlaga di Liga super Indonesia. “kita resmi keluar dari IPL, jadi kami hanya focus di mencari dana di LSI. Selain dari sponsor, SFC masih mengandlakan pemasukan lewat penjualan tiket serta menrchandise. Sayangnya tiket dan merchandise belum dapat optimalkan. “Kita memang dapat dari tiket sama merchandise namun angkanya sangat kecil.”
PARLIZA HENDRAWAN