TEMPO.CO, London - Dua Cisse sama-sama baru main buat klub barunya di Liga Primer Inggris, tapi punya cerita berbeda. Papiss Demba Cisse, penyerang Newcastle United, menjadi pahlawan; sedangkan Djibril Aruun Cisse dicap menjadi biang kerok kekalahan Queens Park Rangers.
Pappis Cisse didatangkan dari klub Liga Jerman, SC Freiburg, Januari lalu, untuk kontrak selama 5,5 tahun. Meski pendatang baru di Liga Inggris, penyerang Senegal itu langsung memberi tuah bagi klub barunya. Masuk sebagai pengganti, ia mencetak gol pada menit ke-71, membuat Newcastle unggul 2-1 atas tamunya, Aston Villa.
Kemenangan itu membuat Newcastle bertahan di posisi ke-5 klasemen sementara. “Saya selalu beruntung dengan striker di penampilan debutnya,” kata pelatih Newcastle, Alan Pardew, merujuk Cisse. “Tiap pemain baru butuh permulaan yang bagus dan dia melakukan itu.”
Kehadiran Cisse seharga 10 juta poundsterling sempat dianggap pemborosan karena akan bersaing dengan penyerang Demba Ba. Namun, Pardew, dengan ciamik memadukan keduanya. “Saya bisa menemukan keseimbangan di antara mereka,” ujarnya.
Cisse sendiri bangga bisa bergabung dengan Newcastle. “Saya merasa terhormat bisa bergabung dengan klub sebesar ini,” kata pemain 26 tahun itu. Ia mengaku nomor punggung 9 yang dikenakannya sempat jadi beban. “Saya akan menggunakannya dengan baik dan bisa memberikan yang terbaik.”
Cerita sebaliknya tersaji di Loftus Park, London, kandang QPR. Djibril Cisse, yang didatangkan dari Lazio pada 31 Januari lalu, mendapat kartu merah pada menit ke-34 ketika timnya unggul 1-0 atas tim tamu, Wolverhampton Wanderers. Akibat bermain 10 orang, QPR akhirnya kalah 1-2 di akhir pertandingan.
Cisse dikeluarkan karena dengan spontan mencekik leher bek Roger Johnson setelah dijegal dari belakang dengan kecepatan tinggi. Wasit Mark Clattenburg memberi Johnson kartu kuning dan Cisse kartu merah. Ini menjadi coreng kiprah Cisse karena, pada pertandingan perdana sebelumnya, ia mencetak gol untuk hasil 2-2, juga melawan Aston Villa.
Cisse mengaku masih trauma dua kali cedera yang dialaminya dan menyebabkan mantan pemain Liverpool ini absen panjang. “Saya ketakutan, makanya saya bereaksi seperti itu,” kata penyerang 30 tahun tersebut. “Saya minta maaf kepada fan karena merugikan tim. Saya seharusnya tidak bereaksi seperti itu.”
Johnson bisa mengerti reaksi Cisse karena sejarah cederanya tersebut. “Saya tak bermaksud mematahkan kakinya atau hal-hal bodoh semacam itu,” ujar kapten Wolves ini. “Wajar dia kecewa dengan tackle saya.”
ESPN | DAILYMAIL | TITO SIANIPAR