TEMPO.CO, Jakarta - Bayer Leverkusen bersiap menerima luapan pelampiasan kekecewaan para pemain Barcelona saat kedua tim bertemu pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions, di BayArena, Selasa, 14 Februari 2012 dini hari nanti.
Barcelona akan datang dengan mengusung semangat kebangkitan. Kekalahan 2-3 dari Osasuna dalam turnamen La Liga Spanyol, Sabtu lalu, membuat Barca tertinggal 10 poin dari pesaing utamanya Real Madrid. Peluang tim itu untuk menjadi juara di kancah domestik itu pun kian kecil.
“Itu kekalahan yang menyakitkan,” kata gelandang Barcelona, Andres Iniesta, soal hasil di kandang Osasuna itu. “Kami harus tetap berjalan dan menyiapkan segalanya untuk pertandingan di Liga Champions ini.”
Pelatih Barcelona, Josep Guardiola, menyimpan tiga gelandang utamanya pada laga melawan Osasuna untuk mengantisipasi laga melawan Leverkusen ini. Iniesta dan Xavi sama sekali tak diturunkan, sedangkan Cesc Fabregas hanya diturunkan sebagai pengganti pada menit ke-71.
“Pelatih meminta kami melupakan kekalahan itu,” kata kapten tim, Charles Puyol. “Kami harus bertarung dan memenangi setiap pertandingan. Itulah yang akan kami lakukan hingga akhir.”
Barca punya target sendiri untuk dipecahkan di laga Eropa, yakni dua kali berturut-turut sebagai juara Liga Champions. Gelar juara champions itu pula yang jadi alasan Fabregas pindah dari Arsenal. “Kami akan coba mempertahankan gelar Champions, baru bernegosiasi di La Liga,” kata Guardiola.
Sejarah pertemuan kedua tim di BayArena masih imbang. Barcelona pernah mengalahkan Leverkusen 2-1 di babak grup Liga Champions pada 27 November 2002. Setahun sebelumnya, Leverkusen menang 2-1. Adapun pertemuan perempat final Piala UEFA 1988, yang berakhir seri, tak berlangsung di BayArena, melainkan di Cologne.
Direktur Olahraga Barca, Andoni Zubizarreta, mengingatkan pasukan Blaugrana untuk berhati-hati. Pada pertemuan 1988 itu, Barcelona kalah agregat 0-1. “Saya berharap itu tidak berulang dan kami bisa menang kali ini,” kata Zubizarreta, yang ketika itu menjadi kiper Barcelona.
Leverkusen tau diri dan sadar siapa yang dihadapinya. “Kami bukan pemimpi,” kata Direktur Olahraga Rudi Voeller. “Perbedaan kami dengan mereka terlalu besar. Tujuan kami hanya ingin mengamankan posisi di liga agar bisa bermain di turnamen Eropa musim depan.”
Sama seperti Barcelona, Leverkusen juga baru saja mengalami kekalahan di Bundesliga, yakni ditekuk tuan rumah Borussia Dortmund 0-1 pada Sabtu lalu. Pelatih Leverkusen, Robin Dutt, juga sadar perbedaan kasta timnya dengan Barca. “Setiap pemain harus bekerja lebih keras. Kami tak kan punya banyak peluang,” ujar Dutt.
Meski harus kehilangan gelandang Michael Ballack, pelatih Dutt masih mencoba menyebar optimisme. “Kami punya kepercayaan diri soal bagaimana tim ini bekerja,” kata pelatih 47 tahun itu. “Kami punya semangat.”
Kembalinya bek Michal Kadlec dan Danny da Costa akan jadi modal berharga bagi Leverkusen. “Yang penting kami akan memberi tekanan terhadap tim terbaik dunia ini,” ucap pemain Leverkusen, Daniel Schwaab.
ESPN | REUTERS | TIMES OF INDIA | TITO SIANIPAR