TEMPO.CO, Surabaya - Meski kecewa karena merasa kurang mendapat dukungan saat mengelola klub Persebaya, I Gede Widiade belum kapok untuk mengelola klub sepak bola. Setelah mengambil alih pengelonaan tim Mojokerto Putra, mantan CEO Persebaya itu berencana mengelola dua hingga tiga klub lagi.
Pada 31 Januari 2013, Gede 99 persen mundur dari Persebaya. Mundurnya Gede karena konsorsium belum membayar dana talangannya yang mencapai Rp 9 miliar. Dana itu merupakan uang pribadi Gede untuk membiayai Persebaya. Meskipun demikian, Gede mengaku dalam waktu dekat akan mengambil alih pengelonaan dua hingga tiga klub.
"Saya cari klub yang seperti Mojokerto Putra, tetapi dengan kriteria penunjang yang harus dipenuhi," terang Gede kepada Tempo Selasa 5 Februari 2013. Kriteria yang dimaksud Gede antara lain, fasilitas yang memadai, serta dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda) dan suporter.
Menurut Gede di Mojokerto Bupatinya ingin membahagiakan rakyatnya lewat sepak bola."Bayangkan, tiket pertandingan yang mencetak adalah Dinas Pendapatan Daerah setempat," katanya
Dalam waktu dekat, Gede berencana membantu dua hingga tiga klub lagi. "Ada yang dari luar Pulau Jawa, ada juga yang dari Pulau Jawa," tuturnya.
Gede menolak menyebut nama klub yang akan ia ambil alih itu. Ia hanya menyebut klub itu berada di bawah payung PT Liga Indonesia. "Tidak usah disebukan. Yang pasti super," tutup Gede.
Pada kesempatan terpisah Saleh Ismail Mukadar, Komisaris PT Persebaya Indonesia, meyayangkan mundurnya I Gede Widiade CEO PT Pengelola Persebaya Indonesia. Menurut Saleh Mukadar, klub Persebaya Surabaya sepertinya bakal kesulitan mencari pengganti Gede.
"Gede terbukti mampu mengelola Persebaya dengan baik. Dia sudah paham tim. Lain ceritanya jika ada orang baru lagi," ungkap Saleh saat dikonfirmasi. Lebih lanjut Saleh mengaku menginginkan Gede membatalkan pengunduran dirinya.
SONY WIGNYA WIBAWA