Parma sejatinya klub tua yang telah ada sejak 1923. Meski begitu, selama puluhan tahun, kesebelasan pemilik stadion berkapasitas 28 ribu tempat duduk itu lebih banyak berlaga di Seri C dan Seri B. Prestasi mereka menanjak pada dekade 1990-an setelah Calisto Tanzi menjadi pemilik sekaligus presiden klub pada 1991.
Tanzi adalah pemilik Parmalat, perusahaan makanan terbesar Italia pada zamannya. Dengan kekayaan berlimpahnya, Tanzi memiliki dana tak terbatas untuk mendukung pelatih Nevio Scala. Dan bintang-bintang pun bisa berkumpul di sana: Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Ariel Ortega, Juan Sebastian Veron, Faustino Asprilla, sampai Hernan Crespo.
Cuma dalam sepuluh tahun setelah berada di Seri A, 1990/1991, mereka bisa mendulang 3 kali gelar Piala Italia, 1 kali Piala Super Italia, 2 kali trofi Piala UEFA, 1 kali Piala Super Eropa, dan 1 kali Piala Winners Eropa.
Awal kehancuran bermula pada 2003. Parmalat tak bisa membayar pajak sebesar 150 juta euro (sekitar Rp 2 triliun) dan klub Parma memiliki utang 77 juta euro. Gara-garanya, Tanzi melakukan penipuan utang bank yang membuatnya divonis 17 tahun penjara pada 2010.
Untuk menutupi utang, Parma menjual bintang-bintang mereka satu per satu dengan harga mahal. Di kemudian hari, jual-menjual itu merambah ke memorabilia klub –sampai-sampai kursi pelatih Roberto Donadoni pun dilelang. Kursi manajemen juga berpindah-pindah, sehingga sekarang menjadi milik Manenti yang membeli Parma dengan harga “cuma” 1 euro, ya 1 euro, dari pengusaha Albania Rezart Taci.
Lantas, apakah badai derita yang menimpa Parma itu memang telah berlalu seperti yang dikatakan Manenti. Belum tentu. Pasalnya, saat awal membeli klub itu, Manenti mengumpulkan semua pemain dan berhasil meyakinkan mereka. “Dia menunjukkan surat-surat bank yang menunjukkan ada dana di sana,” kata kapten tim, Alessandro Lucarelli. Faktanya, sebulan berlalu, toh, pemain tak jua menerima gaji--juga belum ada air panas mengaliri shower dan tak ada laundry.
“Pekan ini menjadi ujian terakhir bagi Parma,” kata Presiden Komite Olimpiade Italia, Giovanni Malago. Bila tak mampu menggelar laga menjamu Atalanta, malam ini, Parma bakal didepak dari Seri A.
BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA