TEMPO.CO, Jakarta - Skandal mega korupsi di FIFA membuat reputasi badan sepak bola dunia jatuh.
Sejumlah perusahaan sponsor berskala global mulai mengingatkan pejabat FIFA, jika reputasi badan dunia ini tak segera diperbaiki, mereka memilih mundur. Tiga perusahaan yaitu Coca Cola, Adidas dan Visa yang dikenal mensponsori berbagai perhelatan sepak bola dunia, mulai menyatakan sikap prihatin bercampur was-was.
Seperti dilansir reuters, Visa Inc. misalnya, telah meminta FIFA menghentikan mensponsori badan sepak bola dunia itu, jika tidak mengambil langkah cepat dalam memulihkan reputasi sepak bola setelah pejabat senior FIFA ditangkap karena sangkaan suap dan korupsi.
Visa menjadi mitra FIFA sejak 2007 dan belum lama ini memperpanjang hubungan sampai 2022. Sejauh ini, Visa dianaggap sponsor yang paling tajam mengeluarkan pernyataan keprihatinan pada skandal yang mengulung olahraga paling populer di dunia.
Sementara federasi sepak bola Eropa (UEFA) memutuskan untuk memboikot pemilihan presiden baru FIFA yang akan digelar dalam kongres FIFA di Zurich pada Jumat waktu setempat. Presiden FIFA Sepp Blatter berencana mencalonkan diri untuk kali kelima.
Manajemen Coca Cola menyebut bahwa, peristiwa itu dapat saja mencoreng dan mencemari misi ideal dari Piala Dunia FIFA. Sementara perusahaan raksasa kartu kredit global Visa menyatakan prihatin dengan kasus yang kini menerpa FIFA. "Kami berharap FIFA segera mengambil langkah yang berarti merespons kasus itu."
Adidas berharap kepada FIFA agar menegakkan standar tinggi dalam penegakan etika. Sedangkan McDonald's secara tegas bernas menyebut "sangat prihatin" dan terus memantau perkembangan kasus itu. Perusahaan-perusahaan berskala global itu merupkan sponsor utama yang memegang hak mengenai pengaturan iklan.
Mantan pejabat eksekutif FIFA yang terindikasi korupsi, yakni Rafael Esquivel, Nicolas Leoz, Jeffrey Webb, Jack Warner, Eduardo Li, Eugenio Figueredo dan Jose Maria Marin.
AW | REUTERS | BBC