TEMPO.CO, Jakarta - Mahaka Sports menerima hasil pantauan pengawas pertandingan dalam laga PSM Makassar melawan Mitra Kukar hari ini, Senin, 28 September 2015. Hasil pantauan ini bakal menjadi bahan penyelidikan terkait rusuhnya laga di perempat final Piala Presiden yang berlangsung di Stadion Mattoanging, Makassar, Sabtu lalu. ”Panitia pengawas pertandingan akan menyerahkan laporan tersebut,” kata Hasani Abdulgani, Direktur Utama Mahaka Sports, saat dihubungi, Senin, 28 September 2015.
PSM Makassar dan Mitra Kukar terancam dikenai denda masing-masing Rp 50 juta. Sebab, Mahaka yang tak lain promotor turnamen memutuskan klub didenda bila terbukti pemainnya terlibat aksi baku pukul. Dalam laga tersebut kedua belah pihak terlihat saling adu jotos dan kejar-kejaran dalam lapangan. ”Sayang saja turnamen Piala Presiden yang berlangsung di Makassar jadi tercoreng,” kata Hasani.
Hal ini bermula ketika Juku Eja, sebutan PSM Makassar, menang 2-1 dalam laga tersebut. Meski menang, PSM tetap tersisih ke semifinal lantaran agregat kedua tim sama kuat, yakni 2-2. Penonton maupun pemain PSM Makassar emosi dengan hasil tersebut hingga terjadilah keributan. Melihat kondisi yang runyam dan untuk pengamanan, tim Mitra Kukar harus dijemput kendaraan tempur barakuda. Itu terjadi karena pemain Naga Mekes, sebutan Mitra Kukar, tak bisa meninggalkan stadion yang sudah dikepung pendukung.
Kedua belah pihak sempat menuding wasit berpihak. Namun Hasani menegaskan perangkat pertandingan tersebut sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Kerusuhan yang terjadi, ucap Hasani, akibat tensi permainan yang tinggi karena sebentar lagi bakal masuk ke semifinal. ”Tapi begitulah sepak bola, kami harus bisa memakluminya,” kata Hasani.
TRI SUHARMAN | DIDIT HARYADI