Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komite Etik FIFA Putuskan Nasib Platini dan Blatter Besok  

image-gnews
Presiden UEFA, Michel Platini berbicara pada media setelah menghadiri persidangan Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) di Lausanne, Swiss, 8 Desember 2015. Platini mengajukan banding terhadap skors 90 hari yang dikenakan terhadap dirinya. REUTERS/Denis Balibouse
Presiden UEFA, Michel Platini berbicara pada media setelah menghadiri persidangan Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) di Lausanne, Swiss, 8 Desember 2015. Platini mengajukan banding terhadap skors 90 hari yang dikenakan terhadap dirinya. REUTERS/Denis Balibouse
Iklan

TEMPO.COJakarta - Michel Platini memutuskan tidak menghadiri persidangannya di Komite Etik FIFA di Zurich, yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat. Hal itu disampaikan para pengacaranya Rabu kemarin, 16 Desember 2015.

Para perwakilan hukum Presiden UEFA yang sedang terkena skors itu mengatakan Platini memilih memboikot persidangan setelah "putusan yang telah diumumkan kepada pers oleh juru bicara ... menentang asas praduga tak bersalah."

Platini dan Presiden FIFA Sepp Blatter saat ini menjalani skors 90 hari dari semua aktivitas yang berkaitan dengan sepak bola. Hal ini ditetapkan setelah para jaksa Swiss membuka investigasi kriminal terhadap mereka sehubungan dengan pembayaran sebesar dua juta franc Swiss yang diberikan Blatter kepada Platini pada 2011. Kasus ini dilaporkan untuk pekerjaan yang telah dilakukan satu dekade sebelumnya.

Skors sementara itu akan selesai pada 5 Januari, tapi kedua sosok itu berisiko dijatuhi skors seumur hidup oleh pengadilan, yang keputusannya diperkirakan akan keluar pada Senin.

Menurut para pengacara Platini, yang akan menghadiri persidangan, para jaksa mengincar hukuman seumur hidup kepada pria Prancis itu. Sedangkan keputusan terhadap Blatter belum diketahui.

Andreas Bantel, juru bicara komite etik FIFA, seperti dikutip oleh harian olahraga Prancis L'Equipe, mengatakan Platini akan ditepikan selama "beberapa tahun". "Bahkan, sekiranya dakwaan korupsi tidak diterima oleh kamar, terdapat banyak serangan lain, seperti konflik kepentingan, mismanajemen, atau pemalsuan akun-akun," kata Bantel seperti dikutip L'Equipe sebelum kisah di situs itu diubah.

Bantel, yang disorot karena ia mewakili para jaksa di persidangan internal FIFA, bukan para hakim, berkata kepada AFP bahwa surat kabar Prancis itu mempublikasikan "wawancara yang tidak disahkan" dan komentar-komentarnya terlontar dalam kapasitasnya secara pribadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pengacara Platini merespons dengan berkata, "Dengan keputusan ini, Michel Platini ingin mengekspresikan kemarahannya pada persidangan yang ia pertimbangkan murni politis dan berniat mencegahnya mencalonkan diri untuk menjadi Presiden FIFA." Kampanye pria Prancis itu untuk menjadi pemimpin organisasi sepak bola dunia telah dihantam oleh skors, dan ia tidak dapat menghadiri undian Piala Eropa 2016 akhir pekan lalu di Paris.

Persidangan etika FIFA telah menegaskan ulang integritasnya pada Rabu pagi, setelah muncul laporan di L'Equipe yang mengatakan Platini belum memutuskan apakah ia akan menghadiri persidangannya.

Cabang penghakiman pengadilan FIFA menyatakan, "Komite Etik akan menangani kasus saat ini dengan cara yang sama sebagaimana prosedur independen lainnya dan tanpa sikap bias." Hakim-hakim komite menambahkan bahwa boikot persidangan Platini akan membuatnya "kehilangan kesempatan untuk menghadirkan sudut pandang dirinya untuk berhadapan langsung dengan kamar adjudikator secara pribadi." Pada surat yang dirilis pada Selasa, Blatter mengatakan dirinya akan menghadiri persidangannya pada Kamis.

Namun ia juga menyiratkan keraguan terhadap proses yang ada, mengutip komentar-komentar Bantel yang dianggapnya sebagai bukti bahwa proses persidangan tidak akan adil.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (AP/Michael Probst)
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.


Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (beinsports.com)
Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Sepp Blatter berjalan meninggalkan ruang jumpa pers di markas FIFA di Zurich, Swiss, 3 Juni 2015. Blatter mundur setelah badan sepak bola dunia tersebut diguncang skandal korupsi. VALERIANO DI DOMENICO/AFP/Getty Images
Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Suasana stadion Internasional Khalifa di  Doha, Qatar, 18 Mei 2017. REUTERS/Ibraheem Al Omari/File Photo
Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.


Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Pemain Inggris, Jesse Lingard, mencetak gol ke gawang Belanda dalam laga persahabatan menjelang Piala Dunia 2018, 23 Maret 2018. REUTERS/Michael Kooren
Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.


Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Diego Armando Maradona (kedua kanan) dan Presiden FIFA, Gianni Infantino berfoto bersama usai mengikuti turnamen FIFA Legends menjelang upacara penghargaan FIFA di Zurich, Swiss, 9 Januari 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann
Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.


FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

Aksi demo warga Chehnya saat memberikan dukungan untuk pemimpin mereka, Ramzan Kadyrov dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Grozny, Chechnya, 22 Januari 2016. Dok
FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.


Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Pemain timnas Jepang, Yuya Osako berebut bola dengan pemain timnas Arab Saudi, Osama Hawsawi dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Saitama Stadium, Jepang, 15 November 2016. Dengan kemenangan ini, Jepang sementara menempel Arab Saudi di puncak klasemen dengan sama-sama mengumpulkan 10 poin. REUTERS/Toru Hanai
Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.