TEMPO.CO, Jakarta - Mantan bintang Liverpool, Dietmar Hamann, meyakini Pep Guardiola akan mendapati sepak bola Inggris sebagai langkah mundur ketika ia melatih Manchester City pada musim depan.
City pada Senin mengumumkan bahwa Guardiola diangkat sebagai pengganti Pellegrini untuk musim depan dengan ikatan kontrak yang dilaporkan bernilai lebih dari 15 juta pound sterling per tahun.
Namun Hamann, mantan pemain internasional Jerman serta mantan gelandang Liverpool, City, dan Newcastle United, mengatakan Guardiola menghadapi atmosfer stadion yang membosankan dan gaji melebihi inflasi ketika ia tiba di Inggris.
Hamann mengatakan gaji di sepak bola Inggris dengan cepat menanjak melebihi inflasi dan memberikan gambaran suram mengenai apa yang menanti pria asal Spanyol itu setelah tiga tahun melatih di sepak bola papan atas Jerman bersama timnya saat ini Bayern Muenchen dan empat tahun bersama Barcelona.
"Setelah waktunya di Muenchen dan Barcelona, ia akan terkejut dengan atmosfer di sejumlah stadion di Inggris dan merasa seperti ia sedang berada di markas (tim divisi keempat Jerman) Unterhaching," tulis Hamann dalam kolomnya untuk majalah sepak bola Kicker edisi Kamis.
"Sepak bola Inggris menghadapi masalah-masalah besar."
"Saya menyaksikan Stuttgart bermain secara langsung pada Sabtu lalu dan terpukau dengan apa yang saya lihat."
"Ketika saya membandingkannya dengan pertandingan papan atas (Liga Primer Inggris), seperti Liverpool melawan Manchester United pada pertengahan Januari, itu merupakan penghinaan untuk melihat apa yang ditawarkan kepada para penonton."
"Karena itu, Liga Primer Inggris bukan yang terbaik di Eropa, sangat berlawanan."
"Liga Jerman, dengan sepak bola menyerang dan kualitas-kualitas teknik, telah menjadi produk paling atraktif untuk ditawarkan."
"Liga Primer Inggris sedang menuju krisis, dan naiknya uang televisi sampai 2,3 miliar euro dari musim lalu tidak akan mengembangkan level permainan dengan cara apa pun."
"Jika (pemain-pemain papan atas) seperti Wayne Rooney atau David Silva masing-masing menerima 15 juta euro itu bukan masalah, tapi ketika sejumlah pemain mengumpulkan tiga juta euro per tahun hanya karena mereka mampu berlari lurus, itu berbahaya untuk sepak bola Inggris."
"Dan Liga Jerman harus berhati-hati, mereka tidak menggunakan Inggris sebagai tolok ukur karena mereka hidup dalam gelembung di sana."
"Inggris telah memberikan bukti terbaik untuk lima tahun terakhir bahwa uang tidak membeli kesuksesan bagi Anda," demikian AFP.
ANTARA