TEMPO.CO, Nice - Seorang pemuda asal Inggris menjadi korban meninggal pertama dalam gelaran Euro 2016 di Prancis. Pemuda 24 tahun yang belum diketahui identitasnya itu meninggal di sebuah rumah sakit di Kota Nice, Prancis, Sabtu malam, 11 Juni 2016.
Menurut polisi setempat, pemuda yang diketahui sebagai pendukung Irlandia Utara itu terjatuh dari pedestrian ke bibir pantai setinggi 26 kaki atau sekitar 7,9 meter. Padahal di pedestrian tersebut sudah terpasang pagar besi setinggi 1 meter sebagai pengaman.
Menurut juru bicara kepolisian Kota Nice, peristiwa nahas tersebut terjadi menjelang laga Irlandia Utara melawan Polandia yang berlangsung Ahad, 12 Juni 2016. Ketika itu, sejumlah pendukung Irlandia Utara berkumpul di sekitar lokasi dalam kondisi mabuk. "Korban yang mabuk terjatuh dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata juru bicara kepolisian Nice.
Menurut polisi, pria nahas tersebut ikut terseret bentrokan antara pendukung Irlandia Utara dan pemuda lokal. Mulanya, keributan terjadi di dalam bar ketika pemuda Nice melempari pendukung Irlandia Utara dengan botol kaca.
Keributan di dalam bar pun menyebar keluar hingga pedestrian tepi pantai. Dalam keributan itulah, korban terjatuh bersama tujuh pendukung Irlandia Utara lain. Ketujuh korban lain mengalami luka dan masih dirawat di rumah sakit.
Menurut polisi Inggris yang mengawal fan Irlandia Utara, terdapat 20-30 pemuda Nice yang melempari mereka dengan botol. "Pendukung Irlandia Utara membalas dengan melempar botol dan adu jotos," ujar polisi Inggris tersebut.
Polisi Inggris mencatat, setidaknya ada 10 ribu pendukung Irlandia Utara yang menetap sementara di Nice untuk mendukung tim kesayangannya.
Bentrokan yang ramai terjadi di Euro 2016 membuat Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengusulkan larangan minuman keras sehari sebelum pertandingan dan pada hari pertandingan. Cazeneuve berharap larangan itu mampu meredam aksi brutal para suporter Euro 2016.
MIRROR | INDRA WIJAYA