TEMPO.CO, Nice - Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menyatakan sejumlah suporter sepak bola akan dideportasi dari Prancis ke negara asal mereka. Langkah itu akan diambil menyusul bentrokan antarpendukung tim sepakbola Piala Eropa 2016 di Prancis dalam beberapa hari terakhir.
Dalam penjelasannya pada Selasa, Valls mengungkapkan sekelompok pendukung tim Rusia ditahan di Riviera, dekat Cannes. sejumlah pendukung tim terekam saling menghunus pentungan besi dan saling lempar botol bir di jalanan Marseille. Kejadian serupa juga terjadi di sejumlah kota lain di Prancis di antaranya Nice, Lille, dan Paris.
Ada kekhawatiran bentrokan antarsuporter dapat meluas pada saat petugas keamanan Prancis memperketat penjagaan keamanan. Pada Senin lalu seorang komandan polisi dan pasangannya ditikam hingga tewas di rumah mereka.
"Setelah kami tahan, orang-orang ini akan kami pulangkan ke negara mereka karena kelakuan mereka tak dapat diterima di sini,” kata Valls. Namun, tidak diperinci lebih jauh mereka yang telah ditangkap dan ditahan itu.
Ratusan pendukung tim Inggris, Rusian, dan Prancis bentrok di Marseille, saling lempar botol bir dan kursi Sabtu lalu, 11 Juni 2016. Polisi menembakkan gas air mata untuk melerai bentrokan di jalan-jalan sempit di pusat kota.
Pada bentrokan Sabtu lalu para pendukung tim Rusia menyerang pendukung tim Inggris setelah pertandingan kedua tim yang berakhir imbang 1-1. Bentrokan terjadi di dalam stadion.
Sebanyak lima belas orang ditangkap saat itu. Lima pendukung tim Inggris dijebloskan ke penjara satu hingga tiga bulan, sementara seorang pendukung tim Prancis diganjar dua tahun.
Tidak ada pendukung tim Rusia yang ditangkap, walaupun Jaksa Mareseille, Brice Robin, pada Senin lalu menyatakan sekitar 150 pendukung tim Rusia faktanya merupakan perusuh sepak bola yang telah terorganisasi dengan baik.
Asosiasi Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) pada Selasa, 14 Juni 2016, menunda mendiskualifikasi tim Rusia dari Piala Eropa 2016 dan denda 150 ribu euro atau Rp 2,82 miliar. Hukuman itu hendak dijatuhkan menyusul bentrokan yang disulut para pendukungnya di dalam stadion tersebut.
Mengantisipasi kemungkinan bentrok susulan antarpendukung saat Inggris dan Rusia sama-sama bermain di kota-kota di Prancis Utara, Lille dan Lens akhir pekan ini, polisi bersiap mengawal bus suporter Rusia saat meninggalkan Cannes menuju Lille.
Ketua pendukung tim Rusia, Alexander Shprygin, menyatakan pihak berwenang Prancis telah diminta mendeportasi 29 pendukung tim Rusia. Menurut dia, satu di antara pendukung Rusia di dalam bus itu merupakan bagian dari pelaku bentrok di Marseille.
Di dalam Akun Twitter-ya dia mengunggah gambar dari dalam bus yang menunjukkan polisi Prancis menulis bahwa sejumlah orang telah dimasukkan ke mobil dan dibawa ke suatu tempat.
Kelompok anti-rasis menuding Shprygin, sebagai nasionalis yang digambarkan sebagai anak muda yang membuat penghormatan ala Nazi. Ia ditautkan dengan gerakan kanan.
Menurut Adolphe Colrat, kepala polisi setempat, yang menyatakan ada 43 orang di dalam bus. Dari jumlah itu, 35 di antaranya menolak turun dari bus hingga konsul Rusia tiba. Enam di antara mereka ditahan.
“Yang pasti banyak di antara mereka terlibat bentrok di Marseille,” kata Colrat.
Sementara itu seorang pejabat Prancis mengkonfirmasi akan ada sejumlah suporter “radikal” yang akan dideportasi.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN