Kondisi fisik pemain Manchester United bukan sekali ini saja menjadi masalah. Ketika David Moyes datang menggantikan Sir Alex Ferguson pada 2013, banyak pemain mengeluhkan gaya latihannya yang keras. Salah satunya adalah Robin van Persie—yang performanya menurun sejak klub itu dipegang oleh Moyes.
Pemain Belanda itu kerap mengalami cedera dan lambat laun ketajamannya menurun. Ketika Louis van Gaal datang, kondisinya tak beranjak membaik. Padahal saat menangani timnas Belanda, keduanya tampil hebat.
Di Piala Dunia 2014 di Brasil, Van Persie menjadi salah satu gacoan Belanda. Satu aksinya yang menawan adalah golnya ke gawang Spanyol yang mereka bantai dengan skor 5-1. Namun sepulang ke Inggris dan bekerja sama di Old Trafford, bekas pemain Arsenal itu hanya bertahan semusim. Setelah itu, dia dilempar ke Fenerbahce.
Situasi yang berbeda terjadi saat klub itu dilatih oleh Sir Alex Ferguson. Nyaris tak pernah terdengar soal pemain yang mengeluhkan cara latihan yang diterapkannya selama 26 tahun Ferguson menangani klub itu. Persoalan fisik, apalagi kemudian menyebabkan melemahnya komitmen pemain seperti yang dikeluhkan Mou, tak pernah terdengar.
Seorang pemain di masa Ferguson pernah mengungkapkan soal sosok sang manajer. “Jangankan melihat orangnya, dengar dengus napasnya saja kami sudah takut,” kata pemain yang tidak disebutkan kepada sebuah media di Inggris.
Ferguson yang telah berada di Old Trafford hampir tiga dekade memang membuat pemain menjadi ingin tampil lebih di hadapannya. Tak ada yang mau main-main. Semuanya total dalam bermain.
Bila bermain buruk, mereka akan menemui hair dryer treatment yang terkenal itu. Kata-kata omelan akan meluncur dari mulutnya dalam jarak yang teramat dekat. “Rambut pun bisa kering karenanya,” kata Mark Hughes, bekas pemain United.
Sosok Ferguson itulah yang kini belum ditemukan dalam tiga orang penggantinya. Setelah Moyes dan Van Gaal gagal, kini Mourinho sepertinya harus berjuang keras untuk menjelma menjadi Ferguson baru—yang membuat para pemain segan.
Itu juga sebabnya ketika Mou menelisik buruknya fisik para pemainnya banyak yang meragukan apakah cara itu benar-benar merupakan usahanya mengembalikan kehebatan United pada musim pertamanya.
Mou sendiri yang tahu. Namun, dengan mengumbar ke publik mengenai kelemahan para pemainnya, banyak yang khawatir terhadap tindakan Mourinho kali ini. Jangan-jangan ini adalah cara Mou mencari kambing hitam dari kegagalannya menciptakan skuad yang kuat di klub barunya.
Di Chelsea ia pernah melakukan kesalahan itu. Pemain-pemain yang berjasa memberikan gelar di musim keduanya tiba-tiba dia serang dengan cara-cara serupa yang kini dilakukan di Old Trafford.
Pemain hebat toh juga manusia. Tak semua bisa menerima kritik terbuka seperti itu. Saat terus dioyok-oyok, salah satunya dengan menyebut beberapa pemain tidak bermain dengan baik, Chelsea benar-benar terpuruk. Hingga akhirnya pemecatan pun menimpanya.
Empat bulan berada di Old Trafford, Mourinho sudah menyebutkan beberapa pemain yang tak membuat nyaman. Mereka adalah Luke Shaw, Chris Smalling, dan Henrikh Mkhitaryan yang dibeli mahal dengan harga 26 juta pound sterling.
BBC | MIRROR | DAILYMAIL | IRFAN