TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 akan melakoni laga semifinal Piala AFF U-18 melawan Thailand pada Jumat sore nanti. Thailand merupakan tim yang kerap menjadi batu sandungan baik di level junior maupun senior.
Menilik sepak terjang di Piala AFF U-18 kali ini, secara statistik Thailand tampak tak terlalu istimewa. Mereka hanya lolos dari fase penyisihan dengan gelar runner-up Grup A.
Thailand memang tak terkalahkan dari 5 laga di fase grup. Mereka berhasil meraih 4 kemenangan dan 1 kali imbang kala melawan Malaysia.
Meskipun demikian, torehan gol Thailand bisa dibilang cukup minim. Mereka hanya mencetak 9 gol dari 5 laga itu. Bandingkan dengan Indonesia yang mencetak 19 gol dari 4 laga.
Di sisi lain Thailand juga tampak kuat dalam bertahan. Gawang skuad Negeri Gajah Putih hanya kebobolan 2 gol saja dari 5 laga itu sementara Indonesia kebobolan 4 gol dari 4 laga.
Dari sisi individu, para pemain Thailand juga bisa cukup merata. Dari 9 gol yang mereka telah buat, hanya gelandang Yuthapichai Lertlum yang mampu menyumbangkan 3 gol. Enam gol lainnya dicetak oleh 6 pemain berbeda lainnya.
Hal ini menunjukan bahwa Thailand merupakan tim yang cukup memiliki keseimbangan antara lini serang dan lini bertahan. Permainan kolektivitas juga tampak lebih dikedepankan oleh Pelatih Marc Alavedra Palacios pada anak asuhnya.
Secara kualitas Individu Timnas Indonesia U-19 bisa dibilang lebih unggul ketimbang Thailand. Kemampuan menggocek bola Egy Maulana Vikri cs bisa menjadi modal untuk membongkar lini belakang Thailand. Namun kemampuan individu saja tak cukup. Kerjasama antar pemain di lini serang harus lebih ditingkatkan.
Laga ini adalah laga kedua dimana Timnas Indonesia U-19 harus menghadapi tim yang memiliki pertahanan yang kuat. Laga pertama adalah ketika Indonesia melawan Vietnam di fase grup lalu. Saat itu skuad asuhan Indra Sjafri terbukti tak bisa berbuat apa-apa dan harus menyerah dengan skor 3-0.
Thailand dan Vietnam bisa dianggap memiliki karakter yang serupa. Kedua tim sangat pintar dalam melancarkan serangan balik cepat serta mengeksekusi bola-bola mati.
Celakanya, di sisi itulah kelemahan Indonesia. Dari 4 gol yang terjadi, dua diantaranya lahir melalui serangan balik cepat dan dua lainnya dari skema bola mati. Timnas Indonesia U-19 harus memperbaiki koordinasi di lini belakang jika ingin melaju ke babak final Piala AFF U-18.
FEBRIYAN