TEMPO.CO, Jakarta - Terpilihnya Gianni Infantino sebagai presiden baru Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memberikan harapan positif bagi reformasi sepak bola di Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia menyambut baik terpilihnya Sekretaris Jenderal Asosiasi Persatuan Sepak Bola Eropa (UEFA) itu, menggantikan Sepp Blatter.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menilai Infantino sebagai orang yang reformis. “Saya yakin Presiden FIFA terpilih ini orangnya reformis dan lebih bisa diajak komunikasi dengan baik,” ujar Menteri Imam melalui pesannya di Whatsapp, Minggu, 28 Februari 2016.
Infantino, 45 tahun, adalah satu anggota dari Komite Reformasi FIFA pada 26 Oktober 2015. Ia maju sebagai salah satu calon Presiden FIFA setelah mendapat dukungan dari Komite Eksekutif UEFA.
Pria yang memiliki dua kebangsaan, yakni Italia dan Swiss, ini tercatat aktif mengurus masalah hukum dalam sepak bola sejak bergabung dengan UEFA pada Agustus 2000.
Infantino kemudian dipercaya menduduki jabatan Direktur Urusan Hukum pada 2004. Ia menjadi Wakil Sekretaris Jenderal federasi itu tiga tahun kemudian. Dan, pada September 2009, ia menjabat Sekretaris Jenderal UEFA.
Infantino kemudian menduduki kursi Presiden FIFA untuk masa jabatan 2016–2019 setelah memenangi pemungutan suara tahap kedua dalam Kongres Luar Biasa FIFA di Zurich, Swiss, Jumat malam lalu.
SKYSPORTS | RINA WIDIASTUTI