TEMPO.CO, Gianyar - Laga bentrok Bali United kontra Pusamania Borneo FC (PBFC) di ajang Indonesia Soccer Championships (ISC) A atau Torabika Soccer Championship (TSC), di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu, 1 Mei 2016 sempat diwarnai amukan suporter. Di menit ke-85 tampak pelatih PBFC, Dragan Djukanovic, melakukan protes keras terhadap wasit Adi Riyanto yang memimpin jalannya pertandingan. Ia tampak tidak setuju saat wasit memutuskan pelanggaran terhadap salah satu pemain asuhannya, hingga Bali United mendapat kesempatan menendang bola mati.
Suasana semakin memanas ketika tim pelatih dan ofisial PBFC ikut memprotes keputusan wasit tersebut hingga memakan waktu cukup lama. Hal tersebut, memicu kemarahan suporter Bali United-Semeton Dewata. "Kampungan!" teriak para supoter Bali United. Tak hanya umpatan, para penonton dari tribun VIP juga melempari botol-botol minuman kemasan yang berisi air ke arah bangku tim pelatih dan ofisial PBFC, bahkan satu orang polisi yang berusaha mengamankan sempat terkena lemparan di kepalanya.
Tidak terima dengan lemparan-lemparan itu, salah satu ofisial PBFC melempar balik botol-botol yang jatuh ke arah penonton di tribun VIP. Pemain Bali United, Bobby Satria bersama rekan-rekan setimnya langsung berlari ke garis lapangan berusaha menenangkan suporter.
Saat dikonfirmasi soal kejadian itu, Djukanovic menjawab kejadian itu bukan hal yang serius. "Tidak ada masalah (soal protes) itu biasa dalam sepak bola," katanya usai pertandngan. "Saya kecewa dengan wasit."
Usai kejadian Pelatih Bali United, Indra Sjafri mengimbau agar suporter Bali United bisa lebih tenang ketika tersulut emosi suasana pertandingan. "Saya pribadi mengimbau kepada Semeton Dewata kalau bisa ke depan jangan ada lagi lemparan-lemparan botol karena ini merugikan kami (tim Bali United)," katanya. "Saya tahu mereka kesal dan marah, tapi harus diingat tim adalah segalanya, jadi harus kontrol itu."
BRAM SETIAWAN