TEMPO.CO, Jakarta - Unai Emery telah dipastikan akan menjabat sebagai Manajer Arsenal mulai musim depan. Namun petualangannya kali ini dinilai tak akan semudah ketika dia menangani Sevilla atau pun Paris Saint Germaine.
Di Sevilla, Emery praktis tak dibebani target muluk-muluk. Maklum, Sevilla hanya berstatus sebagai tim kelas dua di Liga Spanyol saat itu. Keberhasilannya meraih tiga trofi Liga Eropa dianggap sebagai sebuah bonus yang sangat mewah bagi suporter maupun petinggi Sevilla.
Sementara di PSG, Emery mendapatkan tugas sulit membawa klub itu berjaya di level Eropa. Meskipun demikian, dia sebenarnya mendapatkan banyak kemewahan dari petinggi klub. Dana transfer bejibun membuat dia bisa membeli pemain mana saja yang dia inginkan. Meskipun demikian, dia memutuskan hanya bertahan dua tahun di klub asal Paris itu setelah mereka dua kali gagal di Liga Champions.
Masuk ke Arsenal, kondisi yang akan dihadapi pria asal Spanyol itu bisa dibilang paling berat. Bagaimana tidak, suporter Arsenal sudah sangat merindukan seorang manajer yang bisa membuat tim mereka kembali berjaya di Liga Inggris.
Itu bukan pekerjaan mudah karena Arsenal pun dikenal sebagai tim yang tak suka menghambur-hamburkan uang di bursa transfer seperti rivalnya, Manchester United, Manchester City ataupun Liverpool.
Untuk mencapai tujuan itu, tugas penting Emery adalah melakukan pembenahan terhadap lini pertahanan Arsenal yang dalam dua musim belakangan dinilai tampil buruk.
Musim lalu, gawang Arsenal tercatat kebobolan 51 gol, hampir dua kali lipat dari Manchester City yang menjuarai Liga Inggris. Bahkan, catatan kebobolan Arsenal itu lebih buruk dari Burnley yang mengakhiri musim satu posisi di bawah mereka dan Newcastle United yang menduduki posisi ke-10.
Mencari duet yang pas di depan gawang Petr Cech merupakan pekerjaan utama Emery. Laurent Koscielny bisa dianggap sudah tak bisa lagi menjadi andalan karena sudah cukup berusia, 32 tahun.
Jika pun masih ingin mempertahankan Koscielny sebagai jenderal lini belakang, maka Emery harus mencari pendamping yang bisa melapis kelemahan bek asal Prancis itu. Nacho Monreal, Shkodran Mustafi, Per Mertesacker, Chalum Chambers hingga Rob Holding dianggap belum bisa melakukan tugas itu.
Hal ini penting mengingat gaya permainan yang biasa dimainkan oleh Emery. Dia merupakan penganut sepak bola menyerang dimana sebelum dia memastikan timnya menyerang dia harus memastikan mereka memiliki pertahanan yang kuat.
Pekerjaan rumah kedua Emery adalah mencari sosok pemimpin di lini tengah timnya. Sejak ditinggal Patrick Vieira, Arsenal memang kerap dikritik karena tak lagi memiliki lini tengah yang cukup kuat. Keberadaan Mesut Ozil dan Henrikh Mkhitaryan memang bisa dianggap cukup membantu karena keduanya merupakan pemain kreatif. Namun, mereka bukan tipe pekerja keras yang rela turun ke belakang untuk membantu lini pertahanan seperti layaknya Vieira.
Soal itu, sebenarnya Arsenal memiliki sosok Jack Wilshere atau pun Aaron Ramsey. Namun dalam dua musim terakhir permainan keduanya tampak kurang greget sehingga membuat mereka kerap hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Granit Xhaka atau pun Mohamed Elneny juga kerap mendapatkan penilaian kurang baik karena bermain tak konsisten atau pun sering membuat kesalahan fatal.
Soal lini depan, Arsenal sebenarnya tak terlalu buruk, catatan 74 gol yang mereka lesakan musim lalu bahkan lebih baik ketimbang Manchester United yang menduduki posisi kedua klasemen akhir. Skuad asuhan Jose Mourinho hanya berhasil menyarangkan 68 gol musim lalu.
Media ESPN menilai dua masalah besar itu seharusnya akan bisa diselesaikan oleh Emery. Maklum, dia dikenal sebagai pria yang sangat detail dalam memberikan instruksi kepada pasukannya. Metode pelatihannya yang kerap membeberkan kelemahan serta cara mengantisipasinya secara visual melalui video merupakan sesuatu yang langka di era Arsene Wenger. Dengan begitu, mungkin suporter Arsenal bisa berharap banyak kepada Unai Emery.
ESPN | WHOSCORED