TEMPO.CO, Jakarta- Empat calon Ketua Umum PSSI mengikuti sesi pertama diskusi olahraga dengan tema, "Mencari Ketua PSSI yang Ideal." di Kantor Kemenpora, Rabu, 30 September 2019. Mereka yakni Arif Putra Wicaksono, Aven S Hinelo, Fary Djemi Francis, dan Yesaya Oktavianus.
Usai memaparkan, keempatnya mendapatkan kesempatan menjawab yang dilontarkan salah satu panelis yakni pengamat sepak bola, Arista Budiyono.
"Apa yang anda lakukan untuk 100 hari ke depan kalau terpilih? Dan seberapa cepat anda bakal mendapatkan Piala AFF," ujar Arista menyampaikan dua pertanyaan yang dijawab secara bergiliran oleh keempat calon.
Kesempatan pertama menjawab pertanyaan panelis diberikan ke Arif Putra. Ia menyampaikan fokus melaksanakan tiga programnya dalam 100 hari masa kerja kalau terpilih sebagai Ketua PSSI. Ketiga program tersebut adalah Club Licensing, Fans Management, dan Video Assistant Referee (VAR). "Untuk AFF, spesifik tahun 2020, mohon maaf saya cukup pesimistis di situ, target saya AFF 2022," kata dia.
Menurut dia, Piala AFF 2022 bakal mempersiapkan pemian timnas U-19 yang diarsiteki oleh Fakhri Husaini. Ia bakal mengkolaborasikan kemampuan Fakhri Husaini dengan Direktur Teknik yang bakal didatangkan dari Eropa. "Wacana saya Frank de Boer, rencana untuk AFF 2022," kata dia.
Sedangkan Aven S Hinelo mengatakan yakin mampu meraih trofi Piala AFF 2020. Ia mengatakan di PSSI yang diperlukan cuma kemauan dan kerja keras. "Paling tidak bagi saya 100 hari pertama pelatihlah yang kita perbaiki," kata dia.
Usai menemukan pelatih buat timnas, kata Aven, baru menentukan program buat timnas. Fokus selanjutnya yakni mencari pemain yang memiliki mental juara. "Punya nasionalisme tinggi, kemudian kita sejahterakan dia, istilah saya di Gorantalo pemain harus kita buat sejahtera lahir batin," kata dia.
Ia mengatakan ketika seluruh kebutuhan pemain terpenuhi. Secara otomatis fokusnya cuma untuk pertandingan. "Sehingga apapun target kita dia bisa lakukan," ucap Aven.
Untuk 100 hari target program kerjanya, Fary Djemi Francis bakal fokus membangun sinergi dengan pemerintah. Ia menyebutkan tidak bisa mengurus sepak bola kalau semua tidak berjalan bersama. Menurut dia, Presiden Jokowi telah menaruh perhatian besar dengan menerbitkan Inpres Nomor tahun 2019 tentang Percepatan Sepak bola Nasional. "Kekuataan Inpres itu harus kita pakai," kata Fary.
Untuk tahun Piala AFF 2020, kata Fary, program utamanya bakal mendatangkan Sven-Goran Eriksson sebagai pelatih timnas. Menurut dia, Eriksson sudah tahu cara membangun sepak bola Indonesia. "Sudah pernah melakukan dengan menghasilkan pemain nasional seperti Bima Sakti dan Kurniawan," kata dia.
Kesempatan menjawab terakhir yakni Yesayas Oktavianus yang tidak menargetkan Piala AFF sebagai fokus progran kerja. Ia sadar bahwa kualitas pemain yang dimiliki timnas PSSI jauh dari kualitas negara lain di Asia Tenggara. Menurut Yesayas, membangun prestasi itu tidak instan. "Saya sebagai pengurus tidak mau juga memberikan angan-angan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan," kata dia.
IRSYAN HASYIM