TEMPO.CO, Jakarta - Pemain naturalisasi Alberto Goncalves alias Beto sedih karena Simon McMenemy akan meninggalkan Timnas Indonesia setelah kontraknya diputus PSSI.
“Saya sedih karena dia orang baik. Dia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” kata Beto, Kamis.
Pemain Madura United itu menilai Simon memiliki kemampuan taktik yang bagus. Dia juga memuji metode latihan Simon.
Strategi jitu pelatih asal Skotlandia itu disebut Beto, terlihat dalam laga Indonesia di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022, tetapi hanya pada babak pertama.
Pada 45 menit pertama, Indonesia mengungguli Malaysia, seri dengan Thailand serta tertinggal 0-1 dari Uni Emirat Arab serta Vietnam.
Setelah itu, pada paruh kedua, taktik itu tidak lagi berjalan karena para pemain Indonesia kelelahan sehingga Garuda selalu kalah pada empat pertandingan tersebut.
“Pemain terlalu capai, kelelahan. Kondisi kami menurun di babak kedua,” kata Beto.
Simon, lanjut pemain berdarah Brasil itu, juga memiliki cara tersendiri dalam mempererat hubungan antarpemain.
“Dari sisi personal dia sangat baik. Di luar lapangan dia sering membuat aktivitas seperti lomba untuk pemain. Dia hanya kurang beruntung di timnas,” kata Beto.
Alberto Goncalves sendiri menegaskan mendukung penuh siapa pun pengganti Simon.
Keberhasilan tim nasional Indonesia di masa depan merupakan hasil dari kerja sama pemain, pelatih dan semua para pemangku kepentingan sepak bola.
“Kita semua harus semangat dan bekerja keras demi meraih prestasi. Tak ada waktu untuk malas-malasan,” kata Beto.
PSSI menyatakan akan memutus kontrak Simon setelah laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2020 melawan Malaysia di Kuala Lumpur pada 19 November 2019.
Dikontrak untuk bekerja selama dua tahun sejak Januari 2019, Simon dianggap tak berkinerja bagus dalam skuat Garuda.
PSSI menyebut beberapa kandidat pelatih Timnas Indonesia yang dua di antaranya adalah pelatih asal Spanyol Luis Milla dan Shin Tae-Yong dari Korea Selatan