TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada yang meragukan kualitas invidividu Mesut Ozil dan bagaimana ia ikut merancang permainan timnya dari lini tengah. Tapi, Ozil sudah lama tidak dalam kondisi fisik dan stamina yang terbaik. Apa yang ditampilkannya ketika membela Arsenal dikalahkan Chelsea 2-1 pada Minggu lalu sudah tergolong kemajuan.
Pada dinihari nanti, Kamis 2 Januari 2020, Ozil kemungkinan besar akan dimainkan kembali oleh pelatih Arsenal, Mikel Arteta, saat menjamu Manchester United di Stadion Emirates, London.
Ozil ditarik keluar oleh Mike Arteta ketika Arsenal sedang memimpin 1-0 pada partai ke-19 Liga Primer 2109-20 dalam derby London utara, Sabtu lalu.
Saat itu, pemain gelandang tim nasional Jerman ketika menjuarai Piala Dunia 2014 tersebut sudah tampak terengah-engah. Ia dalam posisi yang tidak nyaman karena harus ikut jatuh-bangun menahan serangan Chelsea.
Ketika rekan-rekannya sudah goyah untuk bisa mempertahankan penguasaan bola, Ozil bukan pemain tipe gelandang jangkar yang kuat untuk “main tabrak sana, tabrak sini.”
Ketika Arsenal masih dalam bentuk permainan terbaiknya pada awal laga melawan Chelsea, mereka bermain sesuai harapan Arteta yaitu memegang inisiatif permainan, terus menekan dengan umpan-umpan rapi, dan intens mempertahankan tempo.
Dalam susana seperti itu, kesaktian Mesut Ozil keluar dengan trik-trik umpan dari tumit kaki dan kepiawaiannya membuka ruang serta meluncurkan umpan-umpan dari serangkaian bola mati.
Mikel Arteta menjanjikan permainan Arsenal yang seperti dulu, yaitu indah dan menarik karena terus menyerang. Tapi, masalahnya masih klasik yaitu cepat kendur dan kehabisan stamina.
Manchester United yang datang ke Emirates dinihari nanti bisa lebih solid dibandingkan Chelsea, bila melihat tren pasukan Ole Gunnar Solskjaer pada beberapa pertandingan terakhir. Jadi akan menjadi sangat menarik untuk ditunggu akankah Mesut Ozil bisa lebih liat mengatasi tekanan atau tidak.