- Penolakan Fakhri bukan bermaksud mengurangi rasa hormatnya kepada Shin Tae-yong
Ia menegaskan sikapnya itu bukan berarti tidak nasionalis atau bermaksud mengurangi rasa hormatnya kepada pelatih asal Korea Selatan itu. "Saya bekerja dengan pelatih asing malah bagus, justru saya bisa dapat ilmu. Saya pernah jadi asisten Sergei Dubrovin, saya pernah jadi asisten Peter White juga," ujarnya. Ia berharap sikapnya mudah-mudahan mewakili sikap pelatih lokal yang kadang diremehkan kualitasnya oleh PSSI.
- PSSI terus melobi Fakhri untuk mau membantu Shin Tae-yong
Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Sumantri berencana menemui Fakhri untuk membujuknya agar bersedia menjadi asisten pelatih timnas. “Mudah-mudahan lusa saya bisa bertemu Fakhri. Selama ini kami menilai catatan Fakhri cukup bagus,” ujar Cucu di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020.
- Saat ini Fakhri fokus bekerja sebagai karyawan PT Pupuk Kaltim
Pelatih yang meloloskan Indonesia ke perempat final Piala Asia U-16 2018 dan putaran final Piala Asia U-19 2020 tersebut saat ini fokus bekerja sebagai karyawan PT Pupuk Kaltim. “Di Pupuk Kaltim saya masih tetap melatih. Ada akademi di sini. Perusahaan mempunyai program pembinaan pesepak bola muda,” tutur Fakhri.
- Fakhri tutup pintu untuk tawaran melatih klub profesional
Fakhri Husaini mengungkapkan, saat ini dirinya tak akan menerima tawaran melatih klub-klub profesional di Indonesia. Ia beralasan masih berstatus karyawan PT Pupuk Kaltim. "Selama saya menyandang status itu, saya tidak bisa melatih klub," ujarnya kepada Antara, Kamis, 9 Januari 2020.
Menurut dia, apabila melatih klub berarti dia bekerja di dua perusahaan berbeda karena tim-tim profesional Indonesia saat ini berada dalam naungan perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas (PT).
“Saya bisa melatih timnas karena itu kepentingan negara,” kata mantan pemain timnas nasional ini.
IRSYAN HASYIM | ANTARA