TEMPO.CO, Jakarta - Sepak bola Eropa mulai terpengaruh ancaman virus Corona. Media Inggris pun mulai memunculkan wacana kemungkinan Liga Inggris terhenti di tengah jalan karena penyebaran virus mematikan ini.
Saat ini negara yang sudah sangat terpengaruh virus corona adalah Italia. Sejumlah pertandingan Serie A sudah ditunda atau harus dimainkan tanpa penonton. Laga besar Juventus vs Inter Milan pada Ahad malam termasuk yang akan digelar tanpa penonton.
Di Liga Inggris, pengaruh corona belum masif. Tapi, sejumlah klub mulai berjaga-jaga. Newcastle mulai melarang melarang jabat tangan antara pemain atau staf saat latihan. Tottenham mulai melakukan pemeriksaan pada jurnalis sebelum jumpa pers.
Tapi, sejumlah media Inggris sudah melihat skenario terburuk, terutama bila melihat cepatnya sebaran dan ancaman virus corona di seluruh dunia. Mereka mulai membahas: apa yang akan terjadi bila Liga Inggris akhirnya dihentikan karena ancaman virus itu?
Salah satu surat kabar, The Sun, mengulas topik ini dengan memberi pertanyaan, apakah Liverpool akan otomatis juara bila dihentikan? Saat ini The Reds sudah unggul 22 poin dari juara bertahan Manchester City. Mereka hanya membutuhkan empat kemenangan lagi untuk menjadi kampiun.
Menurut media ini, dalam aturan kompetisi tak ada ketentuan soal tersebut. Tak disebutkan soal penentuan juara, atau tim yang degradasi, bila kompetisi terhenti karena faktor darurat, seperti perang atau bencana
Karena itu, menurut The Sun, bila skenario buruk terjadi, otoritas Liga Inggris nantinya harus memanggil klub peserta untuk melakukan rapat darurat. Mereka harus bersepakat apa yang terjadi dengan gelar juara dan apa yang berlaku dengan ketentuan degradasi.
Hal sama ditulis oleh The Telegraph. Tapi mereka memberi penekanan, dengan keunggulan 22 poin, akan sangat kontroversial bila Liverpool akan dinyatakan gagal juara.
Menurut The Sun, otoritas Liga Inggris saat ini masih menanti arahan dari pemerintah terkait ancaman virus corona.
Ancaman virus corona sendiri saat ini kian memprihatinkan. Di seluruh dunia, di 50 negara, sudah ada 80 ribu orang terinfeksi. Sebanyak 2.800 orang sudah meninggal.
THE SUN | TELEGRAPH