TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Liga Inggris, EPL, dikabarkan terancam harus mengembalikan dana sebesar 750 juta poundsterling atau sekitar Rp 13,8 triliun dari kontrak televisi jika kompetisi tersibuk di dunia tersebut dihentikan. Total kontrak televisi dalam satu musim di Liga Inggris mencapai 3 miliar poundsterling atau sekitar Rp 55,5 triliun.
Media Inggris Daily Mail menyatakan bahwa dalam kontrak hak siar yang dipegang oleh EPL dengan Sky Sports, BT Sport dan sejumlah televisi lainnya, EPL berkomitmen untuk menyelesaikan Liga Inggris pada akhir Juli mendatang. Meskipun demikian, dengan kondisi saat ini, mereka dipastikan tak akan menyelesaikan kontrak tersebut.
Setidaknya terdapat 38 laga tersisa di Liga Inggris musim ini. Nilai kontrak untuk 38 laga tersebut mencapai 750 juta poundsterling atau sekitar Rp 13,8 triliun.
Pihak pemegang hak siar sendiri, menurut laporan itu, masih belum meminta pengembalian uang mereka. Mereka masih menunggu kepastian dari EPL yang masih akan menggelar pertemuan dengan pihak klub pada Kamis mendatang.
EPL masih berupaya agar Liga Inggris musim ini diselesaikan meskipun harus molor dari jadwal semula. Namun, menurut Daily Mail, banyak klub yang tampak menolak opsi tersebut dan meminta agar keputusan soal itu ditunda hingga kondisi darurat virus corona mereda.
Bahkan, terdapat opsi agar Liga Inggris musim ini dihentikan saja. Terdapat dua opsi pula, yaitu dengan menentukan juara Liga Inggris musim ini berdasarkan klasemen sementara dan kedua tanpa ditentukan siapa pemenangnya atau dengan kata lain dianggap tidak ada.
Namun opsi ini pun bukannya tanpa celah. Enam tim divisi dua Liga Inggris disebut siap mengajukan gugatan jika musim ini dianggap tak ada karena kondisi darurat virus corona. Pasalnya, mereka akan kehilangan kesempatan untuk promosi ke divisi utama musim depan.
DAILY MAIL