TEMPO.CO, Jakarta - Ada tiga kabar terbaru soal Persita Tangerang. Klub yang baru promosi ke Liga 1 itu tengah menanti perkembangan setelah kompetisi terhenti karena pandemi virus corona.
Inilah ringkasannya:
Nasib Sponsor
Manajemen Persita menyebut pihak sponsor masih menahan diri dan menunggu kejelasan perihal kompetisi Liga 1.
"Sponsor menahan diri melihat situasi ini apalagi kompetisi belum pasti juga. Yang pasti kita sejauh ini berdiskusi menunggu kepastian (liga) dilanjutkan," ujar manajer Persita I Nyoman Suryanthara saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, terhentinya kompetisi akibat pandemi COVID-19 memang sangat berdampak pada finansial. Tak hanya klub, pihak sponsor pun mengalami hal serupa akibat wabah virus berbahaya ini.
Bagi klub, terhentinya laga berarti tidak ada lagi pemasukan dari setiap pertandingan. Sementara klub diharuskan tetap membayar hak atau gaji pemain.
Manajemen pun terus berkoordinasi dan meyakinkan sponsor untuk tidak pergi, menunggu hingga ada kepastian kompetisi dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator.
"Sponsor me-review kembali bagian-bagian antara mereka dengan klub. Kita masih meyakinkan mereka," kata dia menambahkan.
Hanya Berikan Gaji 10 Persen
Persita telah melakukan penyesuaian gaji dengan memotong hingga 90 persen bagi pelatih dan ofisial pada April sampai Juni.
Pihak manajemen menyebut bahwa pemberian 10 persen gaji dari jumlah penghasilan normal dalam tiga bulan harus dilakukan demi memastikan kelangsungan operasional klub.
"Ini memang berat. Namun kami sudah mengupayakan segala kemungkinan yang terbaik untuk pemain, pelatih dan ofisial sebelum keputusan ini diambil," katanya menegaskan.
Pemangkasan gaji ini diperkuat oleh Surat Keputusan PSSI bernomor SKEP/48/III/2020 yang mempersilakan klub-klub untuk melakukan perubahan kontrak kerja yang telah disepakati antara klub, pemain, pelatih dan ofisial atas kewajiban pembayaran gaji di bulan Maret sampai Juni 2020 yang akan dibayarkan maksimal 25 persen dari yang tertera di dalam kontrak kerja di tengah libur kompetisi akibat COVID-19.
"Pasti di awal ada pro dan kontra. Akan tetapi, kami berusaha mengomunikasikan dengan baik kepada tim. Ini adalah keputusan yang terbaik, meski berat. Insya Allah, tim bisa menerima dengan baik," kata Nyoman Suryanthara.
Tetap Latihan di Rumah
Manajemen Persita memantau latihan mandiri yang dilakukan para pemain lewat rekaman video untuk memastikan kondisi kebugaran mereka selama tim diliburkan.
"Kita memantau aktivitas pemain lewat rekaman video yang dikirimkan ke kita. Karena meski libur mereka wajib melakukan latihan mandiri untuk menjaga kondisi kebugarannya," ujar Nyoman Suryanthara, Sabtu.
Para pemain diliburkan sejak laga terakhir Liga 1 setelah melawan Tira Persikabo. Di samping itu, penundaan kompetisi hingga 29 Mei membuat manajemen memperpanjang masa libur.
Menurut Nyoman, menu latihan mandiri sudah diberikan kepada para pemain. Tiap harinya mereka wajib menyetorkan rekaman video sebagai bahan evaluasi tim pelatih.
"Kita terus pantau para pemain. Kami tidak memberikan sanksi kalau mereka tidak mengirimkan video hanya memberikan teguran saja, karena tahu kondisinya lagi seperti ini," kata dia.