TEMPO.CO, Jakarta - Pada 3 Mei 2005, Luis Garcia mencetak sebuah gol kontroversial yang mengantar Liverpool mengalahkan Chelsea 1-0. Golnya itu sekaligus membawa The Reds lolos ke final Liga Champions.
Saking kontroversialnya gol itu, manajer Chelsea saat itu Jose Mourinho segera menyematkan istilah "gol hantu".
Gol itu ikut berperan penting membantu Liverpool dalam perjalanan merebut gelar juara Liga Champions 2004/05. Di final, di Istanbul, tiga pekan kemudian, mereka mengalahkan AC Milan lewat sebuah kebangkitan bersejarah.
Seperti apa "gol hantu" itu tercipta? Liverpool menjamu Chelsea di Anfield setelah main imbang tanpa gol di Stamford Bridge sepekan sebelumnya dan memasuki empat menit pertandingan berjalan terjadi kemelut di hadapan gawang tim tamu.
Umpan manis dari kapten Steven Gerrard berusaha dikejar oleh Milan Baros, tapi kiper Petr Cech menerjang dan bola liar disontek oleh Garcia yang sukses memperdaya kapten Chelsea John Terry dan William Gallas menyapunya keluar dari gawang.
Namun, wasit yang bertugas saat itu, Lubos Michel asal Slowakia, memutuskan bola sudah terlebih dulu melewati garis gawang sebelum disapu oleh Gallas dan Liverpool memperoleh keunggulan 1-0.
Keunggulan itu bertahan hingga peluit tanda laga usai berbunyi, memastikan langkah Liverpool ke final di Istanbul, tempat yang kemudian bakal menjadi panggung lakon kebangkitan bersejarah mereka untuk menjuarai Liga Champions 2004/05.
Selepas pertandingan Mourinho menyebutnya sebagai "gol hantu" dan bersikeras meyakini bola belum melewati garis gawang Chelsea dan Gallas melakukan penyelamatan.
Sedangkan Garcia seusai gantung sepatu sejak 2016 kerap diberondong pertanyaan mengenai gol tersebut. Dalam program The Football Social asuhan stasiun televisi Sky Sports pada 2019, Garcia menegaskan keyakinannya bahwa gol itu sah adanya.
"Sejujurnya, saya paham kalau ada orang-orang yang bilang bola belum masuk, terlebih pada masa itu belum ada teknologi penunjang ataupun kamera yang dipasang sejajar garis gawang untuk memastikan hal tersebut," kata Garcia.
"Tapi, saya akan tetap bilang itu masuk...reaksi saya saat itu, setelah menendang bola dan melihatnya sudah masuk ke gawang, seketika saya melupakan semuanya. Jika saya tidak melihat bola sudah masuk atau ada keraguan, pasti saya menoleh ke hakim garis atau wasit."
"Saya melihat bola masuk, seketika saya berlari melakukan selebrasi. Bahkan saya tidak sadar bola kemudian disapu oleh Gallas, saya tidak peduli."
"Setelah hampir 15 meter berlari saya menyadari tidak ada rekan setim menghampiri dan atmosfer stadion juga saat itu seketika sepi setelah sempat sorak sorai ramai, ketika menoleh saya baru melihat rekan-rekan mendatangi saya ikut berselebrasi."
"Tapi, tidak sedetik pun terbersit keraguan soal bola itu sudah masuk gawang atau belum. Saya tahu pendapat suporter Chelsea ataupun Gallas, dan bisa memahami jika mereka bilang sebaliknya."
Kemuncuran "gol hantu" ataupun "Gol Tangan Tuhan" milik Diego Maradona menjadi pendorong diterapkannya teknologi video asisten wasit (VAR).