TEMPO.CO, Jakarta - Bintang Manchester City Kevin De Bruyne bentrok dengan bek Chelsea, Antonio Rudiger, dalam laga final Liga Champions di Porto, Portugal, Sabtu malam waktu setempat atau Minggu dinihari WIB, 30 Mei 2021. Akibat kejadian itu, dia mengalami patah tulang hidung dan rongga mata retak.
De Bruyne ditarik keluar setelah bermain satu jam. Saat itu, dia terlihat menangis ketika berjalan menuju pinggir lapangan setelah mendapat perawatan tim medis.
"Hai teman-teman, saya baru saja kembali dari rumah sakit," tweet De Bruyne pada Minggu pagi waktu setempat.
"Hasil diagnosis, saya mengalami patah tulang hidung akut dan patah tulang orbital kiri. Saya merasa-baik-baik saja sekarang."
"Masih kecewa tentang kemarin, tapi kami akan kembali," dia menambahkan.
De Bruyne harus meninggalkan lapangan saat timnya tengah berupaya mengejar ketertinggalan 1-0 setelah Kai Havertz mencetak gol untuk Chelsea pada menit ke-42. Pemain Belgia itu kemudian digantikan penyerang Gabriel Jesus.
Bos City Pep Guardiola dikritik karena pemilihan timnya untuk final Liga Champions melawan Chelsea. Ia memutuskan untuk meninggalkan gelandang Fernandinho dan Rodri, dengan menempatkan Ilkay Gundogan dan De Bruyne di lini tengah.
"Saya mengambil keputusan untuk memiliki pemain berkualitas. Gundogan bermain bertahun-tahun di posisi ini," kata Guardiola.
"Untuk memiliki kecepatan, menemukan pemain kecil, kualitas, pemain brilian, di dalam, di tengah, dan di antara lini. Ini adalah keputusannya."
Ditanya apakah dia menyesali langkah itu, dia menambahkan: "Saya tidak tahu, keputusan yang saya buat, para pemain melakukan segalanya untuk mencoba memenangkan pertandingan."
Bos Chelsea Thomas Tuchel mengaku terkejut dengan keputusan Guardiola di lini tengahnya.
"Kami sedikit terkejut, saya berharap Fernandinho di line-up sebagai starter," kata Tuchel usai pertandingan.
"Dia memilih susunan pemain yang sangat ofensif, susunan yang sangat teknis, sangat sulit untuk mencuri bola dan merebut kembali bola."
"Segala sesuatu yang lain kurang lebih kami harapkan."
Dalam laga final Liga Champions itu, Chelsea tampil apik dalam bertahan dan menyerang sehingga menyulitkan Manchester City. Satu gol yang diciptakan Kai Havertz mengantarkan The Blues meraih juara kompetisi bergengsi Eropa itu setelah 2012 lalu.
MIRROR
Baca Juga: Analisis Final Liga Champions: 4 Faktor Penentu Kemenangan Chelsea atas Man City