TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengungkapkan alasan kuat di balik keputusan federasi sepak bola Indonesia mempercepat Kongres Luar Biasa (KLB). Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini tak menampik bahwa rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan adalah salah satunya.
Dalam wawancara eksklusif dengan Tempo.co di kantor PSSI, Jakarta, pada Senin sore, 31 Oktober 2022, Iwan Bule berbicara panjang mengenai KLB PSSI yang akan dipercepat dari jadwal yang mestinya baru digelar November tahun depan.
Apa yang membuat PSSI akhirnya memutuskan mempercepat KLB?
Saya sudah berpikir matang, saya tidak ingin banyak korban. Pertama, ekosistem marwah sepak bola ada di kompetisi. Kompetisi itu banyak menghidupi orang yang hidup menggantungkan pada sepak bola.
Puluhan ribu orang berkaitan hidupnya dengan sepak bola, mulai dari kitman, pelatih, pemain, wasit, panitia pelaksana, sampai UMKM (usaha mikro kecil dan menengah). Ada sepak bola itu banyak yang jualan, itu kan kehidurpan.
Kalau ada kompetisi, ada pergerakan perputaran uang, tidur di hotel, makan dari hotel, pegawainya hidup, itu ekosistem. Jadi banyak sekali yang bergantung pada sepak bola.
Saya berpikir, di dalam rekomendasi TGIPF, pemerintah tidak mengizinkan kompetisi bergulir kalau PSSI belum menggelar KLB, itu salah satu syarat.
Bukankah rekomendasi TGIPF adalah Anda mundur sebagai Ketua Umum PSSI?
Pertama, kan saya diminta mundur. Kalau mundur, buat saya mundur tidak gentle. Kalau mundur berarti saya pengecut. Bukan itu. Bagi saya bagaimana saya merespons dengan memperbaiki apa yang masih kurang di sepak bola kemarin. Sekarang ada transformasi sepak bola.
Kalau saya tinggalkan PSSI tiba-tiba tidak bisa karena saya akan meninggalkan permasalahan yang seharusnya saya hadapi. Saya tidak mau melepas jabatan. Jabatan itu amanah.
Kembali ke alasan KLB PSSI dipercepat...
Saya berpikir ini kompetisi kelihatan sulit bergulir karena ada klausul KLB. Itu yang saya ambil. Lebih baik saya berkorban KLB daripada kompetisi tidak jalan, mudah-mudahan dengan saya menyampaikan ini (KLB dipercepat), pemangku kepentingan juga melihat, kan sudah diakomodasi oleh saya.
Ada pertimbangan lain?
Pertimbangan yang kedua, KLB digelar kalah 2/3 pemilik suara mengusulkan ke federasi atau 50 persen + 1 Exco menyampaikan usul KLB.
Kalau voter memang baru dua, Persis Solo dan Persebaya. Tapi saya menangkap kekhawatiran di lapangan terjadi polemik dan pro kontra para voter yang ke saya dan yang setuju KLB. Nah, daripada nanti terjadi apa-apa di lapangan, lebih baik saya mengambil langkah ini. Dengan demikian nanti akan menjadi soft di bawah, biar mekanisme pemilihan ketua baru berjalan.
Sekjen nanti akan membuat timeline KLB PSSI. Buat kami, yang penting kami deklarasi dulu, dengan demikian publik yang menginginkan KLB sudah terjadab. Itu kira-kira. Saya tidak mau mengorbankan kepentingan orang banyak karena saya tidak mau KLB. Saya tidak mau itu. Sehingga, saya memutuskan itu bukan dengan tiba-tiba.
Baca Juga: Anggota Exco: KLB PSSI Kemungkinan Akan Digelar Maret 2023